Friday, July 24, 2015

Jadi, Bagaimana Kami Bertemu? (3)


2 November 2014. Setelah sebelumnya memberi kabar kepada sanak saudara, kerabat orang tua, dan sahabat-sahabat lain, akhirnya hari yang ditunggu datang juga.

2 November 2014, tepat satu tahun sejak pertama kali saya mengenal sosoknya, akhirnya saya dikhitbah. Saya memilih menyelenggarakan khitbahan di aula Rumah Makan Sukahati, tidak begitu jauh dari rumah. Alasannya karena berdasarkan pengalaman khitbahan kakak saya dulu, mama lumayan kelelahan untuk menjamu tamu dengan masakan dll. Akhirnya kami putuskan untuk membeli catering Rumah Makan Sukahati yang biasa menyediakan paketan untuk nikahan atau rapat.

Rencananya sekalian mau sewa aulanya. Ternyata, saya bisa menggunakan aula nya dengan gratis, alhamdulillah. Jadilah saya memesan catering makanan untuk 60 porsi saja, tanpa tambahan lain.

Ketika sampai, ternyata ruang aula sudah dikondisikan jauh lebih bagus dari yang saya perkirakan. Semua kursinya dibungkus kain penutup, padahal saya tidak minta, dan posisi saling berhadapan untuk dua keluarga pun sudah di setting sedemikian rupa.

Deg-degan. Salting, ga paham harus ngapain. Sampai pihak keluarga pria datang.
Pembawa acara mempersilakan kedua pihak keluarga duduk di tempatnya masing-masing, saling berhadapan. Ada sekitar 60an tamu yang hadir, kebanyakan saudara dari Tangerang, kerabat Mama, dan sahabat kami berdua.


Rangkaian acaranya sederhana dan terhitung singkat. Mulai pukul 9.20 wib dan selesai sekitar pukul 10.30 wib dilanjut makan-makan dan bincang-bincang. Kurang lebih rangkaian acaranya ini,

1. Pembukaan

MC membuka acara dengan doa, sambil menjelaskan inti acara khitbah



 




   2. Pengutaraan maksud dan tujuan dari pihak pria

Dari pihak pria, yang berbicara adalah ayahnya. Beliau menjelaskan tujuan datang jauh-jauh dari Balikpapan adalah untuk meminang-kan anaknya pada saya. Tujuan-tujuan lain boleh ditambahkan, misalnya untuk silaturahim, dll.




  3. Pengenalan anggota keluarga yang hadir dari pihak pria

Sekaligus diwakilkan oleh ayahnya, mengenalkan siapa saja yang hadir dari pihak mereka.




   4. Jawaban diterima / tidak dari pihak wanita

Kali ini yang berbicara adalah ayah saya. Padahal sebelumnya tidak pernah dibriefing dulu, haha. Tiba-tiba MC memanggil ayah untuk menjawab pinangan pihak pria.
Setelah ayah menyatakan menerima, MC bertanya pada saya sendiri, apakah menerima Ryan / tidak. Saya cuma senyum-seyum, kata MC, “jika wanita diam, artinya ‘ya’” haha. Terus agar suasana cair, MC malah balik bertanya pada Ryan, “nak Ryan, coba pastikan yang mana ananda Detin itu? Coba tunjuk dari sekian banyak wanita disini, siapa tau selama ini salah kira” hahaha. Akhirnya Ryan menunjuk saya, “yang itu...” katanya, hahaha








5.Pengenalan anggota keluarga yang hadir dari pihak wanita



Selanjutnya pengenalan anggota keluarga saya diwakilkan oleh abang ipar saya. Bang Husni memperkenalkan kami beserta keluarga-keluarga yang hadir. Bang Husni menjelaskan sifat dan sosok Ryan yang dia kenal sejak di kampus, dan menjelaskan sifat dan sosok saya selama ia kenal sebagai adik iparnya. Bang Husni bilang, dua sifat kami bisa saling melengkapi. Diakhiri dengan sabda rasul “sembunyikan lamaran dan umumkan pernikahan” untuk mengingatkan tamu udangan yang hadir agar tidak menyebarluaskan berita khitbah ini ke khalayak. *tapi itu susah banget, pasti aja ada bocornya*

 


     6.  Penyerahan simbolis hantaran dari pihak pria

Jadi pihak pria sebelumnya menyiapkan hantaran atau semacam seserahan. Hantaran yang diberikan ada parcel buah, kue kering, macam-macam bolu, jilbab, dan tentu saja Harvest ukuruan besar berukiran “Ryan dan Detin” hehe. Simbolis ini diberikan dari Ibunya Ryan ke Mama saya.



     7. Penyematan cincin

Penyematan cincin ini diberikan oleh ibunya Ryan dan disematkan di jari manis tangan kiri saya. Kamudian salam, dan jepret jepret macem artis.

 



.     8. Tausyiah dan Doa

Selanjutnya adalah tausyiah yang dibawakan oleh Ustadz kerabat ayah. Sekitar setengah jam mendengarkan tausyiah, lalu doa, dan  akhirnya acara ditutup


.      9. Penutupan

Setelah mc tutup, acara dilanjutkan dengan info-info, seperti misalnya info pendiskusian tanggal pernikahan akan dilaksanakan di rumah saya, dirundingkan oleh kedua pihak keluarga setelah acara khitbah di aula ini selesai. Sambil menunggu makanan disajikan, kami foto-foto antar keluarga. Karena statusnya saya belum jadi mahram nya Ryan, jadi kami tidak ambil foto berdua. Sesi foto pertama adalah ryan bersama keluarga intinya dan keluarga inti saya. Lalu gantian saya yang foto. Terus dengan keluarga dan teman-teman yang lain.






 10. Makan-makan

sudah siang, sudah waktunya breakfast-lunch. Karena tanggung jam 11.00 hehe. Selasai makan dan ngobrol-ngobrol, beberapa tamu pamit pulang, keluarga-keluarga dari Tangerang pun pulang karena besoknya sudah Senin dan harus bekerja. Selanjutnya ba’da dzuhur di masjid Sukahati, keluarga inti dan keluarga saya dari Kopo  serta keluarga inti ryan berangkat ke rumah saya untuk mendiskusikan tanggal pernikahan.

dimana-mana serangan foto teman-teman -,-

 









Acara khitbah selesai. Di rumah, telah ditetapkan tanggal pernikahan jatuh pada 9 Mei 2015. Keperluan-keperluan dasar dibahas, dan nasihat-nasihat juga diberikan dari para orang tua. Selanjutnya bincang-bincang, dan tidak terasa hari sudah sore menjelang magrib. Akhirnya keluarga Ryan pamit pulang. Dan.. seninnya saya UTS. Haha.

Saturday, July 4, 2015

Jadi, bagaimana kami bertemu (2) ?

.....
setelah berkenalan bulan Desember 2013, bulan Februari 2014 saya berkesempatan menjalankan ibadah umroh. Momen yang sangat pas untuk meminta keputusan hati. Ada banyak doa yang saya list, dari A sampai Z balik lagi ke A. Ya jelas lah, masalah jodoh gak ketinggalan. Haha.

Rencananya, saya ingin menikah saat sudah lulus sarjana, bahkan lulus dokter gigi. artinya saat usia saya sekitar 24 tahun. Tapi godaannya besar banget. Udah ada orang yang datang saat usia saya 20 tahun. Dia emang annoying. hhhhhhhhhhhhhhhhhhh.

Saat umroh, saya berdoa semoga saya dijaga hatinya. Ya Allah, kalau saya belum siap nikah, jangan ada yang gangguin dulu. Eh, tapi sebaiknya dijadikan siap aja sih, *loh?!*

dia disuruh nunggu? kasian, udah tua *kedipkedipmata* suruh cari yang lain? jangan dong, orang kaya dia (yang mau sama orang kaya saya) gak banyak di dunia. hahaha.

akhirnya, April 2014 dia datang ke rumah orang tua saya, menghadap ayah. Dalam kondisi baju basah, kedinginan. Turun dari ojek malam-malam. Maklum, rumah saya langganan banjir. Sepatunya basah tenggelam bersama kotoran genangan air. Bajunya tersiram air hujan. Rambutnya lepek kena asap dan sepoi-sepoi udara. Kasian.

Setelah itu, saya kembali belajar di balik jeruji FKG di Jatinangor. Dan dia masih bergelut dengan resign dari kantor di Jakarta yang gak jadi-jadi.

Bulan September 2014, kedua orang tua saling bertemu. Dan akhirnya, seminggu kemudian, dia berhasil resign dari kantor, jadi punya waktu yang fleksibel untuk ngurus diri sendiri haha.
dari hasil pertemuan dengan maksud ingin melamar saya, maka diputuskan acara khitbah atau lamaran akan diadakan pada 2 November 2014. Kenapa 2 November? karena setahun yang lalu, 2 November 2013, adalah pertama kali saya membalas BBMnya. Penting gak? agak disambung-sambungin sih emang.

dan, sampailah kita pada acara khitbah.......