Sunday, December 9, 2012

correctamundo

Ketika masanya kita bertemu dalam jalan buntu  yang tidak lagi saling menghubungkan hati
Membangun jalan baru bukankah adalah ikhtiar yang akhirnya kita tempuh?
di persimpang jalan, kiri dan kanan adalah keniscayaan yang harus kita pilih
ternyata, air yang mengalir deras dari dua arah, akan bertemu di satu titik, menciptakan tumbukan besar yang kadang saling meniadakan.
Menghentikan laju air. Riaknya memencar, dan justru menghancurkan.
Maka, sebaiknya diredam saja. Emosi dan prasangka kita, disembunyikan saja.
Kita sama-sama tahu,
Bahwa ternyata, kita adalah sepasang bilangan prima yang tidak bisa dibagi,
Kecuali oleh keras kepala kita sendiri.
Iya, kan?

tidak lagi menjadi layak untukku membuatmu meyakini apayang aku katakan atau memercayai apa yang aku lakukan
sebab aku takut jika  kata-kataku hanyalah angin yang tak bermassa di pikiranmu.
sebatas itu.

kepada kamu dengan penuh permohonan.
jauhi prasangka, 
dan mari kita bangun saja jalan baru kita
bukan sekedar jalanan biasa, melainkan sebuah jembatan yang menghubungkan hati kita,
 satu sama lain...
....lagi.



Related Posts:

  • Samudera. Kepada Samudera, Di ujung nalar seorang wanita. Terhadap kata yang terpatri dalam aliran darah Dengan apa aku mampu berdusta Sedang logika tak … Read More
  • BanaspatiJangan menoreh pada keasingan zaman, saat kau menjadi pendamba angan-angan Jangan mengobar-kobarkan api, jika kau setia pada sekam Jangan mencoba memb… Read More
  • trisula Biarkan saja.. Biarkan perkutut dan belalang saling berkasih-kasih Saling bersahutan, girang gemirang. Biarkan saja, seruling ditiupkan di tenga… Read More
  • correctamundo Ketika masanya kita bertemu dalam jalan buntu  yang tidak lagi saling menghubungkan hati Membangun jalan baru bukankah adalah ikhtiar yang … Read More
  • GENTALAdalam artikulasi sebuah pertemuan, ada frekuensi yang saling melemahkan. tentang pelaku, tentang sistem, tentang para bayangkara begitupun kesalahsasa… Read More

0 comments:

Post a Comment

comment this post