Ada beberapa reality show yang dikemas dengan apik menyajikan tontonan yang menarik, beberapa lainnya hanya menampilkan tayangan yang terlalu dibuat-buat. Reality show Indonesia misalnya, masih banyak yang hanya menawarkan suguhan komedi yang garing dan hambar, lelucon yang didapat dari ejekan karena sifat atau rupa salah satu pemain. Ngomong-ngomong soal reality show, sebenarnya salah satu yang saya suka tonton adalah MasterChef US.
Dari sekian banyak episode MasterChef Junior US season4, ada satu episode yang sangat saya suka. Sebentar, sebelum saya bahas tentang episodenya, saya mau membeberkan alasan saya sangat menyukai reality show yang satu ini. Pertama, MasyaAllah...... usia 8-12 tahun, anak-anak.... usia dimana saya masih ingusan dan cuma bisa main-main pasir di depan rumah orang yang sedang dibangun atau mengoyak-ngoyak kotoran di selokan, mereka sudah hafal di luar kepala bahan-bahan makanan yang bahkan belum pernah saya lihat. Mereka bahkan lihai memotong makanan seolah pisau yang tajam adalah sahabat karib, sedangkan di usia itu, saya masih merasa pisau adalah benda yang tabu dan keramat, berbahaya dan harus dihindari anak-anak. Kedua, saya sangat suka pesan-pesan moral yang disampaikan para juri, terutama Gordon Ramsay, bagaimana mereka mendidik peserta dengan cara-cara yang sangat children-friendly.
Dalam beberapa episode, juri membagi peserta mejadi dua kelompok dan keduanya harus bersaing dengan dipimpin seorang kapten tim. Pemenang MasterChef Junior US season 4, Addison, bocah 9 tahun, sering menjadi kapten tim karena memenangkan tantangan pada babak sebelumnya. Kalau saya lihat, Addison memiliki kemampuan leadership yang paling bagus dibandingkan peserta lainnya. Cara Gordon Ramsay menyadarkan Addison saat timnya mengalami kemuduran dan hilang fokus dalam memasak adalah dengan bertanya "Addie, apa yang akan kamu lakukan jika semangat tim baseballmu mulai menurun?" Karena Addison adalah seorang kapten tim baseball di sekolahnya, dia tahu bagaimana menyemangati rekan timnya. "Saya akan terus menyemangati dan memberi arahan dengan baik, Chef" Addison sudah pandai mengatur strategi sebagai seorang kapten tim, dan itu adalah pola yang terbentuk dari kebiasaannya memimpin sebuah tim baseball. Dia mendelegasikan tugas dengan sangat baik, membagi peran pada anggota lain sesuai kelebihan mereka.
Hal unik yang ingin saya ekspose adalah tentang pola kebiasaan yang terbentuk dalam diri seorang anak. Waktu dulu saat saya masih muda beda dan berbahaya *?!*%$^*, saya sempat baca buku The Leader in Me- nya Stephen Covey. Jelas, pembiasaan pembentukan sikap kepemimpinan pada anak sejak dini akan memudahkan mereka membentuk diri mereka di kemudian hari. Addison jadi mengingatkan saya tentang buku itu lagi, dan berpikir apa nanti anak saya sebaiknya ikut baseball dan dia jadi kapten tim nya? tuh kan, saya emang gak kreatif. Tapi semua peserta MasterChef Junior tetap mengiris-iris hati saya, membuat saya iri dengki, karena di usia kepala dua ini saya cuma bisa masak itu dan itu *nunjuk makanan yang itu lah pokonya*
Nanti kalau saya punya anak, saya akan ajak dia nonton MasterChef Junior. Menunjukkan kalau di usia anak-anak pun potensi seseorang harus sudah bisa digali. Padahal emaknya sekarangpun belum menggali apa-apa tentang dirinya. Mohon maaf nak, Mak mu ini insyaAllah akan mendidikmu dengan sekuat tenaga. Dan pertanyaan yang dari dulu hingga sekarang tidak bosan-bosan mereka -orang-orang yang dijumpai dimanapun kapanpun siapapun- adalah "Detin udah isi?" bffzzzzzzz. InsyaAllah di waktu yang tepat adalah jawaban paling bijaksana. Ya kan?
Dari sekian banyak episode MasterChef Junior US season4, ada satu episode yang sangat saya suka. Sebentar, sebelum saya bahas tentang episodenya, saya mau membeberkan alasan saya sangat menyukai reality show yang satu ini. Pertama, MasyaAllah...... usia 8-12 tahun, anak-anak.... usia dimana saya masih ingusan dan cuma bisa main-main pasir di depan rumah orang yang sedang dibangun atau mengoyak-ngoyak kotoran di selokan, mereka sudah hafal di luar kepala bahan-bahan makanan yang bahkan belum pernah saya lihat. Mereka bahkan lihai memotong makanan seolah pisau yang tajam adalah sahabat karib, sedangkan di usia itu, saya masih merasa pisau adalah benda yang tabu dan keramat, berbahaya dan harus dihindari anak-anak. Kedua, saya sangat suka pesan-pesan moral yang disampaikan para juri, terutama Gordon Ramsay, bagaimana mereka mendidik peserta dengan cara-cara yang sangat children-friendly.
Dalam beberapa episode, juri membagi peserta mejadi dua kelompok dan keduanya harus bersaing dengan dipimpin seorang kapten tim. Pemenang MasterChef Junior US season 4, Addison, bocah 9 tahun, sering menjadi kapten tim karena memenangkan tantangan pada babak sebelumnya. Kalau saya lihat, Addison memiliki kemampuan leadership yang paling bagus dibandingkan peserta lainnya. Cara Gordon Ramsay menyadarkan Addison saat timnya mengalami kemuduran dan hilang fokus dalam memasak adalah dengan bertanya "Addie, apa yang akan kamu lakukan jika semangat tim baseballmu mulai menurun?" Karena Addison adalah seorang kapten tim baseball di sekolahnya, dia tahu bagaimana menyemangati rekan timnya. "Saya akan terus menyemangati dan memberi arahan dengan baik, Chef" Addison sudah pandai mengatur strategi sebagai seorang kapten tim, dan itu adalah pola yang terbentuk dari kebiasaannya memimpin sebuah tim baseball. Dia mendelegasikan tugas dengan sangat baik, membagi peran pada anggota lain sesuai kelebihan mereka.
Hal unik yang ingin saya ekspose adalah tentang pola kebiasaan yang terbentuk dalam diri seorang anak. Waktu dulu saat saya masih muda beda dan berbahaya *?!*%$^*, saya sempat baca buku The Leader in Me- nya Stephen Covey. Jelas, pembiasaan pembentukan sikap kepemimpinan pada anak sejak dini akan memudahkan mereka membentuk diri mereka di kemudian hari. Addison jadi mengingatkan saya tentang buku itu lagi, dan berpikir apa nanti anak saya sebaiknya ikut baseball dan dia jadi kapten tim nya? tuh kan, saya emang gak kreatif. Tapi semua peserta MasterChef Junior tetap mengiris-iris hati saya, membuat saya iri dengki, karena di usia kepala dua ini saya cuma bisa masak itu dan itu *nunjuk makanan yang itu lah pokonya*
Nanti kalau saya punya anak, saya akan ajak dia nonton MasterChef Junior. Menunjukkan kalau di usia anak-anak pun potensi seseorang harus sudah bisa digali. Padahal emaknya sekarangpun belum menggali apa-apa tentang dirinya. Mohon maaf nak, Mak mu ini insyaAllah akan mendidikmu dengan sekuat tenaga. Dan pertanyaan yang dari dulu hingga sekarang tidak bosan-bosan mereka -orang-orang yang dijumpai dimanapun kapanpun siapapun- adalah "Detin udah isi?" bffzzzzzzz. InsyaAllah di waktu yang tepat adalah jawaban paling bijaksana. Ya kan?