Sunday, October 15, 2017

you dont have to eat less, you just have to eat right.

Akhir-akhir ini saya mulai gampang terserang jenuh. Aktifitas mulai berkurang karena beberapa requirement klinik alhamdulillah sudah rampung, tapi jangan pernah bilang 'tinggal', biasanya yang terlihat printilan justru adalah bagian tersulit dan  malah jauh lebih susah diselesaikan.

Seringkali, sendirian di rumah itu menyiksa. Seharian di rumah tanpa aktifitas yang jelas. Mulailah saya digrogoti derita keinginan yang sangat kuat untuk mulai memiliki anak. Akhirnya, keinginan kuat itu baru muncul di tahun kedua pernikahan. Telat ya? Biarin aja. yang penting mohon doa :)

Karena masih sendiri dan punya cukup banyak waktu untuk diisi, saya memutuskan untuk lebih sering menulis. Marilah kita buka tabir dan topeng saya selama ini, yang biasanya kalau mau menulis harus dipikir keras-keras dulu apakah tulisannya akan bagus, apakah akan ada yang baca, apakah akan menaikan image saya yang lucu polos dan berbakat ini... *plak! padahal nyatanya saya menyebalkan penuh dusta dan tanpa bakat :(

Sebulan terakhir ini saya mulai membongkar isi dapur, melihat betapa jijik dan berantakannya kulkas. Ada yang salah dengan diri saya (dan pak bos) karena timbangan beberapa bulan kebelakang selalu bersikap kurang sopan. Iya, berat bedan saya statis cenderung naik di angka 57-58 kg. Saya gampang lelah, buang air besar tidak teratur dan tinja berwarna cenderung gelap. Apalagi pak suami. Pulang weekend ke rumah energinya semacam habis karena kelelahan, berat badannya naik di angka 74-75kg dan beberapa celana kantornya sudah tidak muat lagi. Padahal kami lumayan suka olahraga meskipun waktunya cuma seiprit dalam seminggu.

Seperti biasanya, dalam satu bulan kami akan mengunjungi toko buku. Saat itu saya membeli satu buah novel dan satu buah buku tentang pola makan. Bukunya ibu Inge Tumiwa, judulya Eating Clean. maka mulailah saya membaca buku itu.

Awalnya saya pikir isi bukunya lebih seperti isi buku kesehatan / diet pada umumnya yang membosankan dan tidak banyak mengubah pola pikir kita. Misalnya buku-buku "sehat dengan madu, hidup bugar dengan alpukat, a-z khasiat kurma, hidup sehat dengan jus" dll dsb dkk yang sebenarnya bisa kita baca di internet. Buku Ibu Inge menceritakan pengalaman hidup dia dan keluarganya tentang pola makan. Dan mulai dari situ, pola pikir saya terbentuk. Kenapa saya cukup sering olahraga tapi berat badan masih begitu begitu saja? Kenapa buang air besar kami sering terganggu, dan.... kenapa saya sering berjerawat...

(Saya asumsikan) jawabannya adalah apa yang saya makan....

Saya adalah pecinta cemilan dan gorengan. Kamu bisa tanyakan pada ibu saya, manusia macam apa saya ini sampai sebegitu maniak nya dengan dua makanan itu. Alhamdulillahnya saya suka sayur, waktu kecil saya tidak bisa makan nasi kalau tanpa sayur. Rasanya kering dan susah ditelan. Saya makan sayur jenis apa saja. Itu mungkin salah satu alasan kenapa dulu muka saya kinclong ya :( Semenjak menikah, tidak ada lagi campur tangan mama dalam hal menyiapkan sayur untuk saya *hiks. Dan saya tidak bisa sangat malas masak. Saya berpikir untuk menyiapkan bahan-bahan memasak, kemudian proses masak, belum lagi cuci piring dan alat-alat lain setelahnya... butuh waktu yang lama. Padahal saya cuma sendiri di rumah, kalaupun weekend, cuma berdua --dan waktu dan tenaga yang terbuang -- kami pikir lebih baik cari makan di luar.

Pertanyaannya, apa yang kali beli saat makan di luar? Banyak pilihannya. Apa ada yang sehat? Gak yakin :( Silakan lihat sekeliling tempat makan, fast food dan gorengan dimana-mana.

Tidak heran, berat badan saya naik hampir 8 kg setelah menikah dan tidak tinggal lagi dengan ibu saya.

FYI, saya juga termasuk yang sering ikut-ikutan diet ini itu.. diet mayo, diet GM dll, berat badan turun sih, tapi tersiksa :( terus dengan cepat naik lagi. Saya mulai terpengaruh dan mengikuti saran Ibu Inge dalam bukunya. Gak perlu diet macem-macem, tapi dalam 3 minggu berat badan saya turun 4 kg dan sampai sekarang statis cenderung turun. yeaah!

Saya juga baca buku-buku pola makan lain yang mendukung buku sebelumnya. Kalau boleh saya rangkum, intinya kita punya 3 kewajiban dasar yang harus kita tunaikan untuk tubuh kita : Air, Nutrisi, dan Gerak.

Air. Saya ga berniat untuk bahas air, karena bisa dicari di internet. Yang penting saya minum cukup air, sekitar 2-2.5 L dalam sehari. Dulu saya sering kurang minum air, makanya kulit di tangan dan kaki saya kering parah. Warna air kencing juga kuning pekat, mendekati oranye. Saya jadikan kuantitas dan warna air kencing sebagai patokan apakah saya sudah cukup minum air. Saya lega jika warna air kencing saya mulai berubah menjadi kuning pudar, cenderung bening.

Nutrisi.
Saya akan coba rangkum apa yang sudah saya baca (baru dikit sih haha)
"you are what you eat" Bayangkan kita adalah makhluk berjalan yang bahan bakarnya adalah apa yang kita makan. Manusia adalah makhluk alami yang seharusnya diisi oleh 'bahan bakar' alami. Kita butuh makan yang sebenarnya (real food) bukan sekedar sesuatu yang diolah sedemikian rupa sehingga mirip seperti makanan manusia (fake food/processed food).

Kita mulai dari kebutuhan manusia akan 5 dasar kelompok gizi yang dibutuhkan : Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan Mineral. Karena saya bukan ahli nutrisi atau ahli gizi, saya sama sekali tidak berminat untuk membahas apa itu mereka da bagaimana mereka bekerja bersama-sama dalam metabolisme tubuh kita. (Tapi saya akan sangat senang jika kita mau berdiskusi tatap muka langsung tentang hal ini, saya sangat suka ilmu tentang sistem kerja tubuh :D )

Apa yang saya ubah dari pola makan saya dan suami? Hampir semuanya saya ubah haha.

Tapi pada intinya, saya mengubah menu yang selalu saya makan selama ini -terlepas sebelumnya saya hindari sekuat hati nurani gorengan dan cemilan, meskipun kadang saya kebablasan juga- Pertama, saya mengganti nasi putih dengan nasi merah atau coklat. Sumpah, 24 tahun saya hidup, saya baru tau kalau warna nasi yang berbeda pun memiliki kandungan yang berbeda. Dulu sempat belajar biologi tentang karbohidrat, tapi gak sampai hati untuk mengetahui adanya kenyataan tidak semua karbohidrat itu baik untuk dikonsumsi. Jadi, sebisa mungkin kita kosumsi karbohidrat kompleks dan menghindari karbohidrat sederhana. Karena penasaran apa bedanya mereka berdua (terutama terhadap tubuh), saya sampai tonton youtube tentang biomolekul :( Saya menghindari segala jenis tepung proses dan makanan yang terbuat dari tepung. Termasuk roti putih. Nasi putih dan tepung olahan termasuk dalam karbohidrat sederhana. InsyaAllah lebih lengkapnya tentang karbohidrat bakal di tulis kapa-kapan (saya belajar dulu, takut salah. hahaha)


Kedua, saya menambah porsi sayur yang saya konsumsi. Ternyata, keputusan untuk masak di rumah is such a big deal! buang jauh-jauh kalau masak itu capek dan lama. Setelah follow healthy selebgram, dan subscribe healthy vlogger, saya jadi tahu beberapa trik supaya masak dengan cepat, masak dengan benar, dan mengurus kulkas supaya jadi pusat penyimpanan terbaik. InsyaAllah (lagi) bahasan tentang ini akan di tulis kapan-kapan, hehe.

ketiga keempat kelima dst akan saya tulis di postingan selajutnya :D

Intronya sekian dulu. Maksud hati supaya bikin penasaran dan akhirnya mampir lagi ke laman ini. susuai sama quotes " when you change your eating habits to healthy, at first people will ask you WHY you are doing it. Later, they will ask you HOW you did it" Walaupun kenyataannya mungkin saja bahasan ini tidak menarik, ga apa-apa lah, saya nikmati aja sendiri.

Selalu ingat bahwa...

healthy eating is not a trend, it is just a way of life. It is not a short term diet, it is a long term lifestyle.

... dan

we can't control everything in our life, but we can control what we put into our body.