Monday, October 27, 2014

Bimsalabim

Kendatipun hidup adalah pilihan (dan semua orang bebas memilih) saya masih belum siuman dan sadar sepenuhnya dari kebingungan. Saya bingung atas pilihan sebagian orang untuk memilih menjalakan hidup menjadi sosok yang sinis, eksotis, dan "disegani".

Jikansemua orang bebas memilih, lalu mengapa semua orang tidak memilih untuk menjadi pribadi yang murah senyum, lucu, dan bikin kangen seperti saya ini ??!?

#ngikikikikik....

Kalau ada orang sinis dan jauh dari kesan ramah, saya sering berspekulasi macam-macam;
dia banyak hutang?
Hidupnya tidak bahagia?
Dia membujang sampai tua?
Dia belum mandi?
Dia tidak pernah makan brokoli goreng?
Dia kebelet pipis?
Dia sariawan?
Dia giginya kuning?
Waktu SD matematikanya tidak pernah 100?
Dia tidak punya teman?

Bila jawabannya ya, wajar hidupnya sinis.

Saya pikir, orang sini adalah cerita lama dari dongeng sebelum tidur. Hanya muncul sebagai pengimbang alur cerita. Karena kurang seru jika ada Cinderella kalau tidak ada ibu tiri, putri tanpa nenek lampir (?) Si bawang putih tanpa bawang merah, dan gula tanpa merica (?)

Tapi, ternyata di luar cerita edisi happily ever after itu, orang sinis memang banyak berkeliaran di dunia ini. Dan itu mengingatkan saya pada seseorang yang mengeluarkan saya dari kelas matematika dengan tidak terhormat.

Pada akhirnya......semua orang akan berpisah. Yang tinggal menetap hanya sebatas "kesan". Apa yang mereka ingat dari diri kita?

Monday, October 13, 2014

Ini Gigi.

Ada satu bagian dari tubuh manusia yang paling keras, yang kalau dibakar dan dikubur sekalipun, dia tidak terurai menjadi butiran debu. Satu bagian tubuh ini menjadi identitas personal setiap manusia karena kemungkinan sama dengan orang lain adalah satu banding semilyar (sotoy, tapi ya intinya langka). Dia yang selama bertahun-tahun kebelakang ini sering saya otak-atik. Sebut saja dia Gigi.

Anggap saja quote "Lebih baik sakit hati daripada sakit gigi" adalah sebuah arti denotasi murni, meskipun "hati" bisa jadi polisemi. Ngomong-ngomong, gigi manusia (yang sangat mengagumkan bagi orang semacam saya) adalah ciptaan Tuhan yang berbentuk kecil (tentu saja) dan... sakit jika berlubang. Ada banyak iklan pasta gigi yang menganjurkan untuk sikat gigi minimal 2x sekali. Pesan saya, ikutilah nasihatnya. Bukan karena biaya iklannya mahal, tapi karena ini demi kesehatan Anda sendiri.

Saya menjadi semacam geli sendiri, sekaligus miris, melihat medical record saya tentang kondisi gigi saya. Karena kelenjar ludah dan kekerasan gigi sifatnya diturunkan, mau dikata apa lagi jika kenyataannya kekuatan struktur gigi saya tidak begitu baik. Tetangga saya (tidak saya sebutkan tetangga yang sebelah mana) tidak begitu memperhatikan kesehatan giginya. Jarang sikat gigi, sehingga lukisan kuning kecoklatan terpampang nyata dan menempel erat di lapisan giginya. Jangan dibayangkan. Tapi, giginya kuat mengunyah makanan keras. Secara alamiah, gigi saya terlahir dengan bentuk yang kecil-kecil, namun memesona *ngekngekngek*sayangnya, ia rapuh. Saya tidak berani (mungkin hampir tidak pernah) menggigit apel bulat dalam satu gigitan. Mesti dipotong-potong dahulu. Kalau lihat kawan yang makan apel dengan lahap, rasanya...."how lucky you are..."

dibanding berobat ke dokter umum, saya jauh lebih banyak menghabiskan uang ke dokter gigi untuk kesehatan gigi saya. Saya mulai rutin ke dokter gigi sejak SMP. Mulai dari tambal sana sini sampai cabut! saya jorok? mungkin. Tapi kondisi air liur saya bisa saja dipersalahkan, meskipun kenyataannya saya memang jorok dan malas. Kondisi gigi saya yang sedikit tidak rapi meningkatkan resiko gigi berlubang. Makanan dengan mudah terselip dan sulit dibersihkan. Tambal, Ortho (behel), Perawatan Saluran Akar, semuanya saya jalani. Demi gigi saya yang memesona ini.

Senyum itu ibadah. Ada orang yang sulit senyum karena giginya rusak. Ada orang yang berkali-kali difoto tanpa memperlihatkan gigi. Percayalah, desain senyum yang indah akan meningkatkan kualitas hidup Anda. Dan sekalipun kekuatan gigi adalah turunan dan diluar kendali Anda, ada banyak variabel lain yang bisa Anda jaga, misalnya makanan. Dan beruntunglah kalian yang dikaruniai gigi yang sehat, sebab tidak semua orang bisa merasakannya. Ada orang yang perlu penjagaan ekstra semacam saya untuk bisa menghadirkan senyum sehat.

Orang tua saya mengupayakan yang terbaik untuk kesehatan gigi saya. Dan secara mengagumkan, saya terdampar di wahana belajar ini. Tentang gigi dan wajah. Semakin belajar, semakin merasa tidak ada apa-apanya. Apalah kita ini, hanya butiran molekul fosfat. Sekali pun, tidak bisa menentang takdir berkaitan penyakit. Jadi percayalah jika menjaga kebersihan gigi adalah upaya pencegahan paling mudah sebelum sakit gigi yang katanya lebih sakit dari sakit hati itu terjadi.

Sunday, October 12, 2014

Sunday, October 5, 2014

null

Rata-rata orang sukses adalah para penggila buku. Bagi mereka buku adalah candu. Bila dielaborasi, katakanlah nafas dan aliran darah. Buku adalah telaga. Buku adalah kawan, ia menjadi lembaran-lembaran sakral yang dapat menyembuhkan dahaga.
dan di malam yang random ini, 00:09 WIB dimana jari-jari saya masih berusaha mengetik di atas keyboard lenovo S650 yang terlalu kecil untuk ukuran jempol saya yang menawan ini. Malam hening, dan jam dinding warna merah di kamar saya, mesinnya terlalu  berisik berputar. Selebihnya, saya hanya mendengar nafas saya sendiri.
Saya bukan tukang begadang yang baik. Bisa dikatakan saya adalah tukang tidur yang kelebihan skill. Terlalu expert. Jarang saya bis melek lebih dari jam 21.00, seperti malam random ini.
Harus ada yang dikhawatirkan jika saya berkontemplasi tengah malam begini. Karena saya kadang kadang bisa jadi selucu power ranger yang bisa berubah wujud sekali gerakan tangan. Saya bisa jadi 180 derajat berubah sikap setelah merenung, meskipun beberapa saat setelahnya 360 derajat kembali tercapai. Termasuk malam ini. Ah, Bonny menyaksikan kegundahan ini. Dengan jepit merah yang saya pasang di telinganya, Bonny seolah olah adalah seorang gadis jelita yang dengan manis menyaksikan keuringan saya. Meskipun  kenyatannya ia adalah seorang pria. Tapi tidak mungkin saya tidur dengan pria. Jadi saya berusaha sekuat tenaga untuk metransformasi Bonny menjadi sefeminim dan seanggun saya, *PLAKKK. Oh ya, Bonny adalah boneka pemberian yang menggemaskan, membuat saya langsung memeluk dan menikamnya begitu melihatnya.
Saya butuh segera tidur, agar saya bisa kembali normal. Dan disaat buku adalah barang pusaka nan berharga bgi mereka yang panjang lebar saya sebutkan di atas, bagi saya buku adalah obat. Obat tidur alami saya.
Maafkan saya yang tidak bisa diandalkan ini. Tapi saya butuh tidur, dan setelah berhari hari saya meninggalkanmu, menelantarkanmu, akhirnya kamu bisa ada di tangan saya kembali...sebagai obat tidur.
Akhirnya! selain bunyi mesin jam dan nafas sendiri, saya mendengar suara keponakan saya yang tengah malam begini merengek. Hari ini Idul Adha, dia berkunjung ke rumah. Dan.. ya Tuhan, dia cantik. Maksud saya, benar-benar cantik sekali. Bahkan Ayah sekarang sudah berpaling hati. Wanita cantik memang sering mengusik perhatian lelaki. Danisha adalah Ratu dan saya adalah Upik Abu. Ah Danisha, aunty sayang kamuu.
Nah, kalau tulisan ini belum cukup random untuk melukiskan kondisi saya malam ini, saya tidak  akan memberi judul Malam Random.
Ah ya, air di rumah saya mati sejak pagi. Dan stawberi yang sejak 3 minggu lalu saya perjuangkan untuk tetap berada dalam kulkas harus menemui ajalnya dalam kondisi busuk. Padahal hari ini saya ingin membuatkannya jus strawberi campur potongan mangga, resep hasil merampok jajanan kawan minggu lalu. Dan Menteri HAM, penjual buah musiman di  komplek kami akhir-akhir ini sedang menjual mangga murah. Saya sebenarnya tidak hafal siapa menteri HAM saat ini, tapi Mama berhasil meyakinkan saya bahwa bapak penjual mangga itu terlalu mirip dengan bapak Menteri.
Sudah. Saya mau melanjutkan hidup.