Dandee, ini sudah tahun 2022. Saya-pun sudah beranak dua. Si sulung usianya 3,5 tahun dan hobinya berteriak. Bara namanya, tapi dia tampan, tidak seperti ayahnya awokwokwk. Si bungsu sedang belajar berdiri sendiri, usianya belum genap satu tahun. Hira namanya, dan dia cantik, seperti ibunya bhuahakakak. Banyak sekali memori yang tidak tercatat, sebab rupa-rupanya saya terlalu sering melupakan kamu. Lupa kalau punya kamu.
Dandee, malam ini saya masih membuka mata lebar, padahal sudah pukul 00.22 tengah malam. Sambil rebahan di samping Hira yang tertidur pulas, saya kembali membuka sedikit masa lalu. Kamu tau kan, untuk ukuran manusia yang tidak bisa begadang, masih terjaga di jam segini adalah hal yang perlu dicurigai, kecuali untuk urusan drakor, rasanya hampir tidak pernah saya begadang. Jadi tadi secuil saya mengintip twitter Pak Ryan yang sudah jamuran, menyelam ke tahun-tahun dimana saya adalah seorang gadis berjiwa bebas dan senang berkegiatan ini dan itu. Ke masa-masa awal menikah, dan kemudian jijik sendiri, betapa bucinnya saya pada saat itu.
Kemudian scene berpindah ke tahun ini, hari ini. Melihat ke dalam diri, tentang apa yang berubah. Apa benar-benar saya telah berubah? Mengapa saya menjadi lebih senang bersembunyi di rumah. Lupa kalau sesuka itu dengan menulis. Terlalu peduli dengan pendapat orang. Khawatir yang tiada ada habis-habisnya. Meskipun mager dan prokrastinasti tetap menjadi nama tengah saya.
Apakah dua anak ini, -si tampan yang tidak mirip ayahnya dan si cantik yang mirip ibunya- yang benar-benar membuat saya berubah? Membuat saya berat melangkah meninggalkan rumah. Yang menyita waktu. Yang sering membuat khawatir bagaimana mereka di mata orang lain. Apa pendapat dunia tentang mereka. Dan kekhawatiran bahwa saya tidak becus menjadi ibu yang baik untuk mereka. Apakah semua fenomena itu benar-benar yang membuat saya berubah?