untuk anak seusianya ini tidak mudah. Tapi Kahar tidak sendiri. Ada ratusan ribu teman sebayanya yang akan menghadapi ujian ini. Ujian konyol yang Kahar benci untuk menerimanya. Dia adalah murid yang tak cepat menangkap pelajaran. Dia sangat menyadari kekurangan itu.
Sejauh ini banyak yang sudah ia lakukan. Ia sudah banyak bertanya pada kawannya yang pandai. Ia sudah banyak membaca buku. Ia sudah banyak berlatih soal. Tapi lingkungan tak menilai itu sebagai sebuah proses. Lingkungannya hanya menilai seseorang itu bodoh atau pandai, benar atau salah.
Pernah ia ditanya oleh kawannya hendak kemana ia setelah lulus nanti. Tak salah bukan bila Kahar menjawab mantap fakultas keinginan hatinya meskipun fakultas tujuannya adalah idaman para calon mahasiswa? Dia tak peduli kawannya akan berpikiran apa. Tak mampu? Tak pandai? Tak akan lolos? Masa bodoh!
Berusaha. Ya, dia terus berusaha. Diatas lembaran putih itu dia menulis “tak peduli mereka berkata apa, tidak ada 99% dalam benar-salah. Hanya ada 100% untuk benar dan 0% untuk salah.
Semangat! Untuk yang merasa menjadi Kahar, untuk aku, untuk semua.
0 comments:
Post a Comment
comment this post