Monday, April 30, 2012

petirbadaigeledekduarduar

penasaran, sejungkirbalik dan seterjerumus apa saya, dua minggu tidak ikut liqo.
sore hari, mendung, selepas sholat ashar dan berbincang dengan teh Irma di kantin SMAN 3 Bandung tentang mekanisme coaching yang teranyar, dengan kondisi bibir serba bengkak, padahal tidak, sebut saja baru di anestesi, huiks sakit, gigi saya sedang dalam proses orthodontik *doakan cepat selesai ya*, saya berangkat menuju salman dengan rezeki dari Allah berupa tumpangan gratis dari teh Irma yang kebetulan ada acara di salman juga. aseek, lumayan hemat uang dan waktu hehe.


yah, singkat cerita berkumpullah kami. Materi kali ini tentang apa ya. Saya pasti udah ketinggalan jauh :( 
jadihoy, hari itu kami membahas tentang jeng jeng jeng jeng...pengantar (materi awal) Fiqih dakwah yeaaah *mana backsoundnya??*


kami membahas dengan sumber referensi *tentu saja Al-Quran dan As-Sunah* dan buku dengan judul yang sama, FIQIH DAKWAH karya Jum'ah Amin Abdul Aziz.
mari tengok sebentar pengantar ayatnya, Q.S Al-Anfal : 63


Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman).Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah lah yang telah mempersatukan hati mereka. Sungguh Dia Maha Perkasa,Maha bijaksana.


grrr, kami membahas tentang tugas kita yang "nahnu du'at qobla kulli syaiin" tentang tugas sebagai penyampai saja, sebab hasil Allah yang menentukan, sebab terbukanya hati, terikatnya hati, Allah lah yang punya kuasa :)


intermezzo, teringat kisah bagaimana rasa kasih Rasulullah terhadap pamannya yang tercinta, Abu Thalib, yang tak dapat Beliau selamatkan akhir hayatnya, membuktikan, manusia semulia Rasulullah saja tidak bisa mengubah hati seseorang, apalagi kita si manusia akhir zaman. Allahlah yang maha membulak-balikan hati hamba-Nya. titik ya, ga ada koma,kalau tanda seru masih boleh.(?)


nah tralalatrilili setelahnya, satu quotes yang keluar dari mulut Murabbi saya yang dengan seketika sukses mambuat badai topan petir geledek menyambar di telinga saya, 
jadi, kebanggaan terbesar bukan ketika kita mejadi ketua ini itu, ikut organisasi ini itu, koor ini itu, melainkan kebanggaan terbesar adalah ketika kamu membina, dan binaan kamu semuanya "JADI"
slek, jleb, ngeeeeeek......
dengan pandangan yang curi-curi Murabbi saya menatap salah satu teman saya yang hebat yang sedang memegang amanah sebagai ketua makrab di salah satu fakultas di unpad yang terkenal hedonnya. 


saya juga tersepet lah, hati saya seperti kesentil, seperti keserempet delman yang ditarik kuda pacu, seperti terpanah anak panah peringatan, bukan anak panah lamaran. eh. saya jadi ababil, nanya ke diri sendiri, sebenernya yang kamu cari di dunia ini apa mba?


binaan lepas-lepas, fokus mencar-mencar, amanah kocar-kacir, mau jadi apa? badut pengisi acara ultah? dunia kampus menyamarkan tujuan awal, jadi kamu nyalahin keadaan?ish ish ish...
ikut ini itu, rasanya detik itu juga semua yang saya lakukan terasa jet-o-en-ka. zonk.
sama-sama melonggarkan pertemuan dengan adik-adik. hayu ah terjun dari lantai tujuh.


masih sakit karena keserempet, dilanjut lagi dengan warning berikutnya dari Murabbi,
keberhasilan dakwah dilihat dari perubahan si da'i. dakwahnya berhasil jika ia mampu merubah dirinya sendiri ke arah yang lebih baik. jangan seperti lilin, yang memberi cahaya tapi sebenarnya dia memakan dan membinasakan dirinya sendiri
oy yeeeaaah. boleh bentur-benturin kepala ga? atau gigit laptop?




hayu hayu lurusin niat lagi, cukup dengan serempetnya, cukup dengan benturan kepala dan gigitan laptopnya. mari berbenah. kembali ke tujuan awal lagi sesuai jawaban dari pertanyaan : sebenernya yang kamu cari di dunia ini apa mba?



0 comments:

Post a Comment

comment this post