Perkenalkan, saya adalah korban film bollywood. Sejak kecil, saya dan Inggi, sepupu saya suka mengoleksi film-film yang dibintangi Shahrukh Khan, Kajol Devgan, Rani Mukherjee, Salman Khan, Amir Khan, Preity Zinta, Aishwarya Rai, Amisha Patel, Juhi Cawla, Madhuri Dixit, Kareena Kapoor besarta Kapoor family, dan sederet artis bollywood jaman 'agak dulu' yang ngetren tahun90an -awal tahun2000an.
Saya ingat saya pernah berlari dengan semangat khas anak kecil lomba balap karung agustusan untuk menemui om saya yang sedang menawarkan film india teranyar pada waktu itu, judulnya Chori-Chori Chupke Chupke. Saya suka film india dengan tanpa alasan yang jelas. terlebih ketika melihat film Shahrukh Khan jaman duluuu banget, Jaman rambutnya masih gondrong. ceritanya si Shahrukh jadi bisu gegara dicekokin bara panas ke mulutnya oleh para pembunuh orang tuanya. Itu film... asliii rame banget, sayang saya ga inget judulnya.
Saya memfavoritkan film Lagaan. Karya Amir Khan, dan dibintangi oleh Amir sendiri. Berkisah tentang perjuangan rakyat india, pada sebuah desa dibawah jajahan Inggris, saling beradu permainan kasti. Para konglomerat Inggris yang kesehariannya memang berlatih kasti harus dipaksa mengakui kekalahan pada Amir en de geng. Lalu putri konglomerat inggris jatuh hati pada amir, sayang, amir sudah memiliki kekasih hati. Hiiiks.
Dan masih banyak lagi judul film india yang saya sukai. Kalau jaman 2010 keatas, ada film Slumdog Millionaire, Three Idiots, Taare Zameen Par, dan kawan-kawannya.
Saya ingat, waktu SMA, saya harus mengorbankan tidur jam 1 malam setiap malam rabu untuk melihat film india di salah satu stasiun tv swasta. Dan saya ternyata punya teman satu kelas yang juga gila bollywood, maka keesokan harinya, saya dan dia akan menjadi alien yang sedang berdiskusi tentang rencana pembangunan rumah (?) Kami akan berkicau seperti semalam baru saja menonton konser artis luar negeri, padahal hanya menonton film yang sebenarnya sudah kami tonton berulang kali. Bahagia itu memang sederhana (?)
Kalau gerimis datang, ketika saya masih mengayuh sepeda mini untuk mengelilingi komplek perumahan, saya dan teman-teman akan berteduh. Tapi saya tidak bisa menahan diri untuk tidak menari di bawah hujan. Saya ingat tarian chak dhoom dhoom di film dil to pagal hai, anak-anak menari di bawah hujan. Selagi saya tidak bisa bermain di film itu, karena saya bukan artis, karena saya tidak mirip artis, karena saya tidak tinggal di india, dan karena saya buruk dalam menari, maka saya mengizinkan tarian tersebut saya rusak sesuka hati saya. Yang jelas, teman saya jadi ikut membasahi dirinya, dan menari, memegang pohon, ketika saya memiringkan badan ke kanan, dia memiringkan badan ke kiri. Seperti bermain cilukbaa. Oh, India sekali.
Cukup, cukup. Karena setelah kegilaan itu, saya harus menghadapi ibu saya, menjelaskan bahwa anaknya heroik sekali, menerjang hujan demi cepat pulang, padahal.... ya begitulah.