Mengabdikan perjalanan dan pengalaman menjelajah berbagai
tempat lewat foto, video, atau tulisan sekarang menjadi viral . Sebuah momen
yang sangat menyenangkan memang terlalu eksklusif jika hanya dinikmati sendiri.
Perlahan mungkin saja hilang karena otak manusia toh punya kadar kadaluarsa. Mungkin
itu salah satu alasan orang berbagi pengalaman melihat dunia di luar
tempurungnya. Meskipun sudah banjir informasi tentang perjalanan ke Turki di
internet, tapi pengalaman setiap orang tidak pernah ada yang sama. Pertanyaan
klasik dari orang yang kepo tentang pengalaman backpackeran orang lain adalah :
“BERAPA BUDGETNYA?”
Sebuah pertanyaan yang juga menjadi top list saya sebelum
berangkat. Tentu saja, haha.
Saya penggemar Turki. Makanannya, Sejarahnya, bahkan TV
series nya. Saya habiskan satu minggu streaming sinetron Turki 80 episode yang
masing-masing episodenya berdurasi 2 jam, via youtube! 30 episode diantaranya
tidak ada subtitle inggrisnya. Saya pura-pura mengerti saja.
Sebelum kami menikah, suami saya tahu betul saya suka Turki.
Jadi, dia berbaik hati mengumpulkan sebagian rezekinya untuk mengantarkan saya
melihat Turki. Alhasil, tepat 365 hari (satu tahun dikurangi 1 hari kabisat)
setelah kami menikah, kami berangkat menuju Turki.
Pencarian tiket adalah hal pertama yang harus dilakukan.
Berburu tiket murah adalah kewajiban bagi para istri yang semi pengangguran
seperti saya dan ngebet kepingin traveling tapi dana pas-pasan. Mengikuti biro
tur perjalanan adalah sebuah kemubaziran mutlak untuk mendatangi Turki jika
hanya pergi berdua dengan pasangan. Percayalah. Selagi muda dan jiwa berapi-api, backpacker adalah
pilihan paling tepat. Turki adalah negara dengan pendapatan terbesarnya adalah
dari sektor pariwisata, itulah mengapa Turki sangat tourist-friendly, semuanya
dirancang mudah untuk para turis. Selain biaya yang sudah pasti jauh lebih
murah, menikmati momen Turki semau kita tidak akan pernah didapat jika kita
mengikuti tur.
Qatar Airways adalah pilihan kami. Saat itu Qatar Airways
sedang membuka promo besar-besaran untuk terbang ke berbagai belahan bumi
periode booking hanya dalam satu minggu, 11 Januari – 17 Januari 2016. Setelah
mengetahui info ini, saya langsung terjun menyelami berbagai situs pencari
penerbangan murah. Mulai dari wego, skyscanner, cheapflights, dan via.
Keuntungan dan kelebihannya masing-masing situs silakan googling sendiri. Akhirnya
kami membooking tiket pesawat memakai Via.com. Sudah hampir deal dengan
skyscanner tapi kalau dihitung-hitung entah mengapa lebih mudah dan murah pakai
Via.
Saya pantengin terus harga tiket Turki dari sejak 12 Januari
2016. Penerbangan paling murah harus dimulai dari Kuala Lumpur atau Singapura.
Harga tiket kalau berangkat dari Indonesia lebih mahal, bisa beda sampai 2-3
juta. Harga saat itu masih 5,5 juta PP Kuala Lumpur-Doha-Istanbul //
Istanbul-Doha-Jakarta. Tangan sudah mulai gemes kepingin beli. Harga asli Qatar
Airways kelas ekonomi ke Turki berkisar 10-12 Juta PP. Karena suami saya di
Jakarta dan saya di Bandung, komunikasi untuk pembelian tiket kami jadi terkendala.
Sebenarnya lebih asik diskusi dan menentukan pilihan bersama sambil duduk
bareng minum kopi ala-ala orang pacaran. Jadi, saya menunggu kepulangan suami
ke Bandung hari Sabtu, 16 Januari, satu hari sebelum periode booking berakhir.
Daaaan..... jreeengjreeeng.............. saya harus hancur sebelum
berperang mengetahui bahwa hargan promo
tiket terus berubah dibanding awal
periode. Saat itu, saya harus berpuas hati mendapat tiket 6,65 juta PP
perorang. Hiks. Padahal awalnya 5,5 juta. Kan lumayan sejuta. Bisa buat beli
beras berkilo-kilo. Huks
Pelajaran pertama :
kalau ada tiket promo, langsung hajar saja. Perihal nanti gimana, kalau ke
Turki semua bisa mudah dipersiapkan.
Tiket Jakarta-Kualalumpur kami menggunakan Air Asia seharga
390ribu perorang tanpa bagasi. Sialnya, kami tidak teliti kalau itu tanpa
bagasi. Tentu saja kami harus bayar bagasi di bandara dengan harga yang lebih
mantap. 370ribu.
Urusan tiket selesai. Selanjutnya?
Visa.
Turki berbaik hati menawarkan visa on arrival (VoA) pada
turis-turisnya. Kabar lebih baiknya lagi, kita tidak perlu mengantri di bandara
turki untuk mengurusnya, karena sudah ada e-visa turki. Dalam waktu 5 menit
dengan duduk santai depan laptop, e-visa sudah bisa didapat, berlaku 5 bulan
untuk masa kunjungan maksimal 30 hari. E-visa Turki dapat diakses melalui http://www.evisa.gov.tr/en/
Hati-hati dalam mengisi setiap data, karena saat sudah
tercetak, kita tidak bisa mengedit data yang salah. Otomatis kita harus membuat
evisa yang baru, itu sama saja dengan membeli baru. Harga satu evisa adalah
25USD. Waktu itu, suami saya entah terlalu cinta dengan kota kelahirannya atau
berpikir saya dilahirkan dua kali, dia mengisi data tempat lahir saya di
Balikpapan padahal saya lahir di Bandung. Tidak mau pusing belakangan kalau
ketahuan petugas imigrasi turki, maka saya membuat e-visa baru.
Akomodasi.
Turki adalah surganya penginapan murah. Hotel, Hostel, Apartemen, Pension, Airbnb bertebaran dimana-mana. Saya memulai
mencocokkan itinerary yang saya buat untuk membooking hotel. Ada banyak situs
online pemesanan penginapan. Agoda, hotel.com, booking.com, kayak.com,
hotelcombined.com, airbnb.com, dan lain sebagainya. Awalnya kami tertarik
mencoba airbnb yang bisa menyediakan dapur kecil. Setidaknya kami bisa membuat
makanan sendiri untuk menghemat pengeluaran. Tapi setelah dipikir-pikir,
rasanya bawa bahan makanan kesana akan cukup menyulitkan. Dan benar saja, waktu
kami bahkan tidak cukup untuk memenuhi seluruh itinerary yang dibuat karena
keterbatasan waktu, apalagi untuk memasak. Makanan di turki melimpah ruah, kamu
tidak akan kelaparan karena dengan uang 4TL (20.000IDR) kamu sudah bisa makan
kenyang.
Akhirnya lewat booking.com kami memesan hostel dan pension.
Di istanbul, kami menginap di Antique Hostel 3 malam (72Euro/3 nights);
di Selcuk kami menginap di Tucay Pension (33Euro/night),
di Selcuk kami menginap di Tucay Pension (33Euro/night),
dan di Goreme kami menginap di Rock Valley Hotel
(24Euro/night).
*review penginapan akan dibahas kapan-kapan (kalau lagi
rajin) haha.
Di kota-kota lain
kami hanya melakukan daytrip dan overnight buss. Mengambil bus malam adalah
pilihan bijak. Tempat wisata turki
berada di kota yang berbeda-beda, perjalanan dari satu kota ke kota lain akan
memakan banyak waktu. Selain tidak membuat mubazir waktu jalan-jalan di siang
hari, pengeluaran untuk penginapan tentu akan berkurang. Penumpang akan sampai
di kota tujuan pada pagi hari.
total budget untuk persiapan :
Tiket Qatar Airways PP 2 orang : Rp 13.664.000
Tiket Air Asia CGK-KUL 2 orang : Rp 780.000
Bagasi Air Asia : Rp 370.000 (hiks)
E-Visa 2 orang : 50USD (anggap 1 USD = 13.000IDR) Rp 650.000
Akomodasi : 129 Euro (anggap 1Euro = 14.500IDR) Rp 1.870.500
total : Rp 17.334.500
Sebenarnya hanya tiga itu yang perlu dipersiapkan untuk
travelling lalu. See? harga tiket memang selalu memakan porsi terbesar. Selamat berburu tiket promo J
Mantap Deeet review nyaa. Soon Turki ah bismillah! :)
ReplyDelete