Sunday, March 11, 2012

GERIMIS


Hari itu hari kamis. Pagi gerimis. Saya tidak suka gerimis.
Tapi orang bilang cobalah menyukai apa yang tidak kamu sukai. Tapi rasanya…


Banyak orang suka gerimis, bilangnya sih romantis. Tapi saya mau jadi apatis saja,yang beranggapan bahwa gerimis adalah sebatas ketidakjelasan thermis, antara hendak turun hujan atau kembali pada terang. Gerimis adalah masa penuh penantian dan harapan dari dua pilihan yang tersedia. Tapi kebutuhan kita selalu berubah, satu saat inginkan cepat turun hujan, di saat yang lain berharap terang segera datang.

Ini, selama periode di usia seperti ini. Seperti mananti kelanjutan dari gerimis yang tidak pasti. Ayolah, kalau mau hujan, hujanlah sejadi-jadinya, cepat dan tuntaskan. Atau kalau mau terang, berhentilah membasahi bumi!! 

Begitulah, saya tidak suka menunggu, apalagi menunggu yang tidak pasti. Gerimis kecil, turun rintik saja, namun terlampau lama, seperti mempermainkan hati, iya! seperti ketidakpastian atas sebuah rasa, yang konteksnya tidak perlu dikerucutkan.

Rasanya seperti di tengah-tengah, bukan sebagai penengah tapi sebagai yang setengah-setengah. Iya,  kan? Hujan tidak, terang pun tidak. Aaaah, kembali membuat melow dengan segala ketidaktahuan apa yang harus dipikirkan, kecuali berharap semoga gerimis kali ini berakhir dengan terang secepat mungkin. Ada waktunya kapan harus hujan, tapi jangan sekarang. Lha, apa kuasamu, Det?

kita belajar dari gerimis. Rasanya dipermainkan oleh cuaca. Enak kah? Begitupun dengan keseharian, yang tidak pernah lepas dari komunikasi sebagai makhluk sosial. Jangan berikan apa-apa yang tidak pasti, jangan berikan yang setengah-setengah, baik itu janji, ucapan, harapan, atau apapun.....

Saya suka hujan, saya juga suka terang. Tapi ada porsinya. Saya suka “ya” bahkan saya suka “tidak”, tapi juga ada porsinya. Pertama, harus sesuai waktunya dan yang kedua, harus jelas kepastiannya. Dalam segala hal ya. Tidak semua orang –bahkan hampir tidak ada orang- yang suka diberi kabar abu-abu, antara ya dan tidak, antara hitam dan putih, antara benar dan salah. 

Kadang, yang dibutuhkan seseorang yang sedang menunggu hanyalah...kepastian.
Tentang suka dan tidak suka, tentang benar dan tidak benar.



I can’t understand why people love rain, because with sunshine I can feel free to enjoy the warm and do lot of outdoor activities, but sometime I say, anyone who says sunshine means everything, has never danced in the rain. It’s true that sunshine brings joyful and rain brings happiness.

See? Like and dislike are just about subjectivity. But true and false are exactly about objectivity.

0 comments:

Post a Comment

comment this post