Monday, April 23, 2012

dear, mama


Jangan pulang malam ya nak.
Iya dong, seorang anak perempuan, tidak baik pulang malam. Oke sip.

Begitu masuk pintu rumah, mulai muncul atmosfer ciptaan halusinasi pribadi, seperti halnya akan dieksekusi. Ini sudah malam, tuan putri. Kamu kemana saja? Ibu peri telah menunggu.

Melihat wajah mama, saya sama sekali tidak bisa memanipulasi laporan pertanggungjawaban saya.  Iya ma, anakmu pulang malam lagi. maaf.

Tapi, bukan berarti saya tidak sayang mama karenanya, bukan berarti saya benci rumah karenanya. Sama sekali bukan. Ada banyak hal yang harus dicari, dikumpulkan, dipelajari, lalu dibagi. Semata-mata karena saya sayang mama. Untuk beberapa hari ini, anakmu memang keterlaluan. Pulang malam, lalu lupa konfirmasi. Semoga Allah memaafkan khilaf, dan memberikan pahala untuk mama yang hatinya telah saya buat tak tenang.

Karena saya sayang mama, saya punya semangat untuk melangkahkan kaki menjajaki bumi, menerjang kalutnya negeri,mengejar titah bakti.  Meski saya tak berbuat banyak.

Tapi Ma, bukankah kita diperintahkan untuk terus berbakti pada kedua orang tua? Lelah ini, meski tak seberapa, setidaknya adalah persembahan untuk mama, karena saya yakin, amal dari seorang anak,tak pernah putus oleh masa , jarak, dan waktu.

Hidup itu pilihan kan Ma.

Memilih dua pilihan saja. Satu kebaikan , lainnya keburukan.  Itu saja. Bagi orang dewasa, iya. Itu saja. Sebab kita sudah dapat memperhitungkan konsekuensi dari pilihan yang diambil. Bukankah amal dilihat dari niatnya? Mama, semoga penjelajahan anakmu di muka bumi ini berawal dari niat murni, untuk ridha illahi. Dan pilihan atas setiap tindakan yang diambil putrimu ini, dilindungi Allah,karenanya selalu ditempatkan di lahan kebaikan. Mama bilang, Mama tak pernah lupa mendoakan anaknya, maka saya senang, setidaknya Allah akan mendengarkan doa dari seorang ibu yang dibawah telapak kakinya ada surga untuk mereka yang berbakti. Semoga seharian kemarin pun, Allah tetapkan sebagai nilai amal kebaikan, Ma. Semoga.

Tapi saya takut, jika tindakan ini melukai perasaan mama. Saya tahu pasti bagaimana sifat mama. Itu adalah karunia Tuhan agar kita dapat berkomunikasi dari hati ke hati. Hubungan ibu-anak. Karenanya saya takut hatinya terluka karena kebodohan pribadi…

Mama tidak pernah melarang saya mengikuti kegiatan yang saya suka. Sekalipun. Kecuali Mama melihat jelas mudharat yang akan terjadi. Saya tidak pernah dilarang bersosial, berorganisasi, dan mengembangkan diri..Mama selalu percaya anaknya akan menjaga dirinya baik-baik. Maka, modal yang Mama beri pada saya untuk pengukiran karya adalah kepercayaan. Jika, kepercayaan itu saya lunturkan dan nodai hanya karena khilaf yang memang manusiawi, saya takut ia kecewa.

Selama prinsip untuk berbuat baik itu melekat erat dalam sendi-sendi tubuh, tulang-tulang akan dengan senang hati berlari, karena segala ciptaan Tuhan akan dengan riang bergerak memenuhi perintah-perintah-Nya, pun mereka akan sedih tanpa kita sadari jika digunakan untuk berbuat dosa, sebab merekalah yang nantinya akan menjawab sebagai saksi hari akhir saat pertanyaan untuk apa saja waktumu digunakan selama di dunia…

 “Pikiran tak dapat dibatasi, lisan tak dapat dibungkam, anggota tubuh tak dapat diam. Karena itu jika kamu tidak disibukan dengan hal-hal besar maka kamu akan disibukan dengan hal-hal kecil”. (Abdul Wahab Azzam).

Iya Ma, saat waktu yang ada tidak diisi dengan kebaikan, ia akan terisi oleh keburukan. Lalu mati sebagai orang kerdil. Menyedihkan hati orang tua yang menaruh harapan besar pada darah dagingnya, padahal  mulai dari pembuahan telah diharapkan kebermanfaatannya

pulang, tak mengindahkan lailatunnisa untuk kesekian kalinya...
sekali lagi, bukan karena saya tak sayang mama. karena pada dasarnya, semuanya adalah bukti bakti anak perempuan untuk ibunya.
setiap anak, setiap individu, setiap muslim, wajib bergerak memenuhi kewajiban dan perannya di muka bumi untuk kemudian beristirahat dengan keindahan tak terlukiskan di hari akhir. Garis finish kita, ada di surga-Nya kelak kan Ma. Aamiin…

‘mengalirlah bersama amal-amal ini niscaya ia akan mengalirkan dirimu’.

Semoga tidak lagi membuat hatimu khawatir, Ma. Menjaga diri baik-baik adalah ibadah. Memilih pilihan dengan mempertimbangkan konsekuensi juga adalah ibadah…

4 comments:

comment this post