Friday, October 12, 2012

CONTDRO


jika saja bulan kalah bersaing dengan kegelapan yang menyelimuti malam, maka tidak akan ada mimpi yang menaungi tidur melepas kelam. aku berjungkit melihat ke luar jendela, hitam..sedikit pekat. bayangan wajah rembulan tertutup malu pada kuasa bentangan atap bumi.
kalanya ada dia bersembunyi di balik resahnya langit. Mengumpulkan sedikit keberanian untuk menerangi malam esok, esok, esoknya lagi…
ia bermuram durja pada kemilau bintang. menyiratkan ketidakingintahuannya pada apa yang terjadi di bumi, ketidakmampuannya memberi manfaat selayaknya ia seharusnya ada. maaf, ucapnya. maaf jika harus menunda sebuah peran, menghalau celah hadirnya cahaya kehidupan.
layaknya penerang, seharusnya bulan mengayomi banyak insan. Aku melihatnya kini resah, kembali menekan urat menahan amarah. Ia cemburu pada yang ada. tapi entah pada siapa. mungkin pada bintang. karena sejatinya, bulan tak akan pernah bisa menjadi kilauan gemintang..

aku bukan bulan…
tapi, rasanya, resahku ada padanya.

0 comments:

Post a Comment

comment this post