Wednesday, December 19, 2018

ambivalensi

setiap manusia (sepertinya) pernah mengalami pergolakan batin antara takut sekaligus berharap. 

congkaknya manusia, seringkali lupa pada apa yang dipunya, terlampau ambisius terhadap apa yang belum dimiliki. 

saya pikir saya cukup kebal dan memiliki imun yang berlapis-lapis sehingga bisa dengan mudah melewati fase membingungkan tapi bingung apa yang sebenarnya saya bingungkan. Bingun kan ya? 

nyatanya... saya terjangkit penyakit itu juga. Penyakit para milenial.

Hah! ternyata, melewati quarter life crisis benar-benar menguras emosi.
Ketakutan dan harapan adalah dua garis jiwa yang berlawanan tetapi berada pada sudut yang saling berhadapan.

Lalu rasanya ingin nangis di pojokan, kenapa waktu cepat sekali berlalu, padahal saya bahkan belum memutuskan pilihan.
menikmati si waktu beserta setiap detik-detiknya yang berdenging, atau melaju sambil takut-takut dan (sudah pasti) melelahkan.




ini saya lagi curhat, lho. Kamu ngerti, kan? 
Iya aja biar cepet.


-detin, si tukang ngomong sendiri-

0 comments:

Post a Comment

comment this post