Sunday, May 3, 2020

Sering kali, Pak Ryan masih terbangun hingga lewat tengah malam. Duduk dan hanya merenung. Saya tahu dia sedang berpikir keras. Terlebih akhir-akhir ini. Kebiasaannya semakin menjadi. 
Setiap saya tanya apa yang sedang dilakukannya, jawabannya selalu sama. Kontemplasi. 

Sedikit banyak, apa yang dilakukannya menjadi pikiran yang menular. Saya jadi ikut-ikutan sering merenung apa yang dia renungkan. Pertanyaan yang paling sering jadi tema renungannya adalah, "kita sudah berbuat apa untuk jadi bermanfaat?". Sebuah pertanyaan yang sampai sekarang masih membuat hati saya terasa penuh, sesak. 

"Akang akan menjadi seperti apa beberapa tahun ke depan? Jalan apa yang akan diambil?" Diskusi yang tak berkesudahan, meskipun sudah berulang kali dibahas dan dijawab. 

Terlebih, dunia sedang kacau. Sedang dijangkiti wabah. 

"Orang di luar sana menciptakan, menemukan, dan menjadi solusi. Akang merasa belum maksimal, sebagai manusia"



-thoughts in the time of Corona.

Related Posts:

  • Hayat Namanya Hayat. Gadis cantik lagi pintar. Untuk gadis seusianya, hidup di bawah bayang-bayang paham wanita Iran benar-benar mengerikan, paham bahwa s… Read More
  • pieroctobref Demi Tuhan pemilik Ar-Rasyi, cabut, buang, atau jauhkan sifat sombong, dengki, sifat ingin dipuji, sifat merasa diri lebih baik dari dalam diri ini. … Read More
  • Sepupu Never Die!Assalamualaykum Salam Super! Salam Sepupuku yang Supeeer! entah kenapa tiba-tiba malem ini saya kangen sama sepupu-sepupu saya yang rame dan menyenan… Read More
  • tuts Yang paling saya sukai dari proses menulis adalah kebersamaan waktu dengan perasaan. Saya membuka laptop, membiarkan jemari saya menari di atas keyb… Read More
  • CONTDRO jika saja bulan kalah bersaing dengan kegelapan yang menyelimuti malam, maka tidak akan ada mimpi yang menaungi tidur melepas kelam. aku berjungki… Read More

0 comments:

Post a Comment

comment this post