Ada kalanya, saya merasa begitu menyesal tidak banyak memanfaatkan kesempatan. Beberapa kali saya menghabiskan waktu saya, saat semua anak-anak tertidur dan kopi sedang menguasai saya, saya bermain peran dengan pikiran sendiri. Dalam peran itu, saya adalah pemikiran saya saat ini namun dengan situasi 15 tahun yang lalu.
Saya menciptakan andai-andai yang baru. Dengan tokoh-tokoh nyata yang memang benar pernah berinteraksi dengan saya, namun dengan skenario yang saya buat sendiri. Ternyata banyak andai yang lahir dari kegiatan mengkhayal ini.
Andai saya pandai bernyanyi. Andai saya pelari aktif dari dulu. Andai saya memiliki public speaking yang mengagumkan. Andai saya mendalami seni dan sastra. Andai saya mau menyukai olahraga dengan sedikit lebih serius. Andai saya melatih diri untuk jadi pendengar yang baik. Andai saya menyukai membaca buku-buku non fiksi. Andai saya tidak terpengaruh dengan pendapat orang.
dan andai saya mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. Sebuah senjata untuk melumpuhkan orang-orang yang terbiasa memandang rendah orang lain.
Andai saya berkeyakinan teguh "I'm smarter than you. You may have money, but I have a brilliant brain, character, and attitude"
Andai saya dapat melatih ini semua sedari dulu. Saya pasti akan sangat berterima kasih pada diri saya sendiri hari ini.
Lalu scene berpindah kembali ke realita saat ini. Apakah benar-benar saya harus menyesali mengapa saya tidak berpikiran seperti ini saat dahulu -belasan tahun yang lalu-? Atau, sebenarnya masih ada cukup waktu untuk mulai mengubah andai-andai itu menjadi kenyataan-kenyataan baru?