Thursday, September 29, 2022

Dunia Sendiri

Ada kalanya, saya merasa begitu menyesal tidak banyak memanfaatkan kesempatan. Beberapa kali saya menghabiskan waktu saya, saat semua anak-anak tertidur dan kopi sedang menguasai saya, saya bermain peran dengan pikiran sendiri. Dalam peran itu, saya adalah pemikiran saya saat ini namun dengan situasi 15 tahun yang lalu.

Saya menciptakan andai-andai yang baru. Dengan tokoh-tokoh nyata yang memang benar pernah berinteraksi dengan saya, namun dengan skenario yang saya buat sendiri. Ternyata banyak andai yang lahir dari kegiatan mengkhayal ini.

Andai saya pandai bernyanyi. Andai saya pelari aktif dari dulu. Andai saya memiliki public speaking yang mengagumkan. Andai saya mendalami seni dan sastra. Andai saya mau menyukai olahraga dengan sedikit lebih serius. Andai saya melatih diri untuk jadi pendengar yang baik. Andai saya menyukai membaca buku-buku non fiksi. Andai saya tidak terpengaruh dengan pendapat orang.

dan andai saya mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. Sebuah senjata untuk melumpuhkan orang-orang yang terbiasa memandang rendah orang lain. 

Andai saya berkeyakinan teguh "I'm smarter than you. You may have money, but I have a brilliant brain, character, and attitude"

Andai saya dapat melatih ini semua sedari dulu. Saya pasti akan sangat berterima kasih pada diri saya sendiri hari ini. 

Lalu scene berpindah kembali ke realita saat ini. Apakah benar-benar saya harus menyesali mengapa saya tidak berpikiran seperti ini saat dahulu -belasan tahun yang lalu-? Atau, sebenarnya masih ada cukup waktu untuk mulai mengubah andai-andai itu menjadi kenyataan-kenyataan baru?

Related Posts:

  • Everything Begins with Tarbiyah *akhirnya buka blog juga*  buka blog, cuma mau copas, hehe. takut keburu lupa, jadi langsung saja. Oke, coba-coba-coba-coba... resapi paragr… Read More
  • tongkosong Ada orang yang jika berbicara, semua hal yang  terlintas di pikirannya akan ikut dibicarakan, sampai mulut berbusa, menyambung satu topik dan me… Read More
  • Samudera. Kepada Samudera, Di ujung nalar seorang wanita. Terhadap kata yang terpatri dalam aliran darah Dengan apa aku mampu berdusta Sedang logika tak … Read More
  • Kepala DuaDari Bahasa kepada Jiwa. “Saya tak tahu, berapa waktu yang tersisa untuk saya. Satu jam, satu hari, satu tahun, sepuluh, lima puluh tahun lagi? Bis… Read More
  • FLASH-BACK Tiba-tiba teringat masa-masa pengumuman SNMPTN tahun 2011, setalah baca tulisan seseorang yang menceritakan kegagalannya di SBMPTN 2013 kemarin. Teru… Read More

0 comments:

Post a Comment

comment this post