Friday, December 21, 2012

Kepada Tangan-Tangan Kami


Bismillah.

Bukan hal mudah untuk memutus mata rantai, memang. Menyambungnya dengan suatu kait baru. Maka kemudian, alurnya akan kembali rapi, tertata. Itu adalah semangat awal dari kepengurusan ini.

Telah sampai amanah ini di kepengurusan baru FOSIKAGI-Lembaga Dakwah Fakultas : Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Kedokteran Gigi- angkatan 2011 sebagai penggerak utama. Berkaca dari satu tahun kepengurusan yang lalu, dimana saya menjadi salah satu pengurus, membuat saya ingin menata ulang semua hal ihwal di dalam fosi.

Saya masuk sebagai mahasiswa baru, yang sedari SMA sudah akrab dan di-akrab-i oleh suasana keislaman, karena SMA saya terhitung baik rohisnya. Tiba-tiba sedikit kaget dengan suasana kampus yang memang sangat individual. Saat SMA mungkin kita masih disuapi dengan makanan tarbiyah, saat kita ‘lapar’ kakak-kakak kita sudah punya stok makanan tarbiyah untuk disuapkan pada kita. Tapi hal itu sangat jauh berbeda dengan dunia kampus : kalau kita tidak mencari makanan sendiri, kita bisa mati kelaparan. Tidak banyak orang yang bisa survive dalam pencarian ini. Maka, satu persatu bisa saja gugur di jalan ini. Saya tidak mau ini terjadi, setidaknya tidak pada diri saya dan orang-orang yang saya sayangi.

Setahun sudah berlalu, saat saya masih jadi mahasiswi manis-- yang kemudian merasakan, mengapa dakwah ini terasa seperti sebuah Event Organizer, sebatas menjalankan proker yang copy paste dari turunan kakak seperjuangan. Selama program terlaksana, maka tugas sudahlah usai. Sebatas itu? Lalu apa bedanya organisasi dakwah dengan organisasi lain –semacam BEM dan kawan-kawannya kalau begitu?

Dakwah harus punya goal, tujuan. Output yang dihasilkan harus bisa dioptimalisasikan. Bukan sebatas proses terlaksana, tapi output jadi kalang kabut tidak karuan. Alur yang saya rasakan dari fosi ini masih seperti benang kusut. Jadi tugas kita adalah membuat alur kembali.

Saya merasa miris melihat mahasiswa baru 2012 yang masih banyak terlantar selama 5 bulan ini belum tersentuh dengan agenda tarbiyah. Fosikagi sepi gaungnya. Tapi saya tidak bisa berbuat banyak, karena saya bukan yang terlibat dalam pembentukan konsep –lagi-lagi saya hanya sebatas seorang EO. Saya tidak bisa menyalahkan kepengurusan tahun lalu, tidak bisa menyalahkan system, tidak bisa menyelahkan teman-teman yang lain. Karena yang salah adalah diri sendiri, kenapa tahu keadaan begini, tidak berbuat apa-apa?

Dari Allah, kepada tangan-tangan kami. Semangat yang saya lihat dari teman-teman 2011 lain di kepengurusan tahun ini semoga bisa membawa fosi lebih hidup lagi. Dakwah tidak boleh mati, kalaupun redup, kewajiban kita untuk menerangkannya kembali.

Bukan hal muluk-muluk yang saya inginkan untuk fosi. Saya tidak ingin acara besar –yang didanai besar—yang dengan sukses menyita tenaga, pikiran, emosi bahkan waktu untuk hal yang tidak punya tujuan jelas. Tugas kita cukup ber amal makruf nahyi munkar. Tinggal dikemas seunik mungkin untuk bisa sampai di hati mereka yang belum tersentuh.

Kalau boleh saya berkeinginan, maka hal yang paling ingin saya lakukan dalam jangka satu tahun kepengurusan ini adalah menguatkan internal fosi. Bagaimana cara menyatukan semangat-semangat –yang sampai detik ini sangat saya kagumi—dari teman-teman saya. Modal komitmen mereka sudah bulat, meskipun ilmu dan pengalaman mereka masih belum sedalam pengurus LDF fakultas tetangga. Saya dengan senang hati mendoakan, semoga Allah membukakan pintu hati teman-teman saya –dan juga saya—membuatnya terang benderang dengan cahaya ilmu tentangNya.
Dan itu semua bisa didapat dengan mentoring. Satu agenda khusus yang menurut saya adalah obat ampuh untuk berbagai permasalahan. Mungkin tahun lalu, masih banyak pengurus yang belum mentoring, atau mentoringnya tidak berjalan baik. Maka sekarang, saatnya kita membuat semua pengurus mentoring. Satu kendala yang fakultas kami miliki : kekurangan mentor. Tapi toh Allah beri jalan, kami bisa meminta mentor dari FKDF –LDF se univ-  Tiada kesulitan, tanpa kemudahaan bersamanya.

Semangat untuk membuat mentoring menjadi candu bukanlah hal yang mudah. Butuh waktu, butuh kesabaran. Tapi percayalah, siapapun yang membaca ini. Bahwa ada keindahan tersendiri dalam mentoring yang tidak bisa kita dapat dari kegiatan lain. Saya memang bukan sosok ideal yang berhak menasehati ini itu. Saya banyak cacatnya, tapi setidaknya saya punya keinginan. Keinginan saya sederhana. Saya hanya ingin melihat mereka, teman-teman saya, merasakan apa yang saya rasakan : indahnya mentoring.


0 comments:

Post a Comment

comment this post