Sunday, October 5, 2014

null

Rata-rata orang sukses adalah para penggila buku. Bagi mereka buku adalah candu. Bila dielaborasi, katakanlah nafas dan aliran darah. Buku adalah telaga. Buku adalah kawan, ia menjadi lembaran-lembaran sakral yang dapat menyembuhkan dahaga.
dan di malam yang random ini, 00:09 WIB dimana jari-jari saya masih berusaha mengetik di atas keyboard lenovo S650 yang terlalu kecil untuk ukuran jempol saya yang menawan ini. Malam hening, dan jam dinding warna merah di kamar saya, mesinnya terlalu  berisik berputar. Selebihnya, saya hanya mendengar nafas saya sendiri.
Saya bukan tukang begadang yang baik. Bisa dikatakan saya adalah tukang tidur yang kelebihan skill. Terlalu expert. Jarang saya bis melek lebih dari jam 21.00, seperti malam random ini.
Harus ada yang dikhawatirkan jika saya berkontemplasi tengah malam begini. Karena saya kadang kadang bisa jadi selucu power ranger yang bisa berubah wujud sekali gerakan tangan. Saya bisa jadi 180 derajat berubah sikap setelah merenung, meskipun beberapa saat setelahnya 360 derajat kembali tercapai. Termasuk malam ini. Ah, Bonny menyaksikan kegundahan ini. Dengan jepit merah yang saya pasang di telinganya, Bonny seolah olah adalah seorang gadis jelita yang dengan manis menyaksikan keuringan saya. Meskipun  kenyatannya ia adalah seorang pria. Tapi tidak mungkin saya tidur dengan pria. Jadi saya berusaha sekuat tenaga untuk metransformasi Bonny menjadi sefeminim dan seanggun saya, *PLAKKK. Oh ya, Bonny adalah boneka pemberian yang menggemaskan, membuat saya langsung memeluk dan menikamnya begitu melihatnya.
Saya butuh segera tidur, agar saya bisa kembali normal. Dan disaat buku adalah barang pusaka nan berharga bgi mereka yang panjang lebar saya sebutkan di atas, bagi saya buku adalah obat. Obat tidur alami saya.
Maafkan saya yang tidak bisa diandalkan ini. Tapi saya butuh tidur, dan setelah berhari hari saya meninggalkanmu, menelantarkanmu, akhirnya kamu bisa ada di tangan saya kembali...sebagai obat tidur.
Akhirnya! selain bunyi mesin jam dan nafas sendiri, saya mendengar suara keponakan saya yang tengah malam begini merengek. Hari ini Idul Adha, dia berkunjung ke rumah. Dan.. ya Tuhan, dia cantik. Maksud saya, benar-benar cantik sekali. Bahkan Ayah sekarang sudah berpaling hati. Wanita cantik memang sering mengusik perhatian lelaki. Danisha adalah Ratu dan saya adalah Upik Abu. Ah Danisha, aunty sayang kamuu.
Nah, kalau tulisan ini belum cukup random untuk melukiskan kondisi saya malam ini, saya tidak  akan memberi judul Malam Random.
Ah ya, air di rumah saya mati sejak pagi. Dan stawberi yang sejak 3 minggu lalu saya perjuangkan untuk tetap berada dalam kulkas harus menemui ajalnya dalam kondisi busuk. Padahal hari ini saya ingin membuatkannya jus strawberi campur potongan mangga, resep hasil merampok jajanan kawan minggu lalu. Dan Menteri HAM, penjual buah musiman di  komplek kami akhir-akhir ini sedang menjual mangga murah. Saya sebenarnya tidak hafal siapa menteri HAM saat ini, tapi Mama berhasil meyakinkan saya bahwa bapak penjual mangga itu terlalu mirip dengan bapak Menteri.
Sudah. Saya mau melanjutkan hidup.

1 comment:

  1. Hei... jangan tidur terlalu malam sering-sering ya.
    Selamat melanjutkan hidup dan selamat mempersiapkannya.

    ran

    ReplyDelete

comment this post