Thursday, August 16, 2012

Nomenclatur Ngelantur


Setiap Ramadhan punya cerita. Unik dan berbeda. Sarat kesan, asli, tak mengada-ada. Ia terjadi pada setiap kita. Dimulai saat diri mengikrarkan tekad untuk menyambut ramadhan dengan iman dan suka cita.
Inilah Ramadhan saya. sejak awal meniatkan diri untuk berpuasa penuh, setiap tahun, berganti edisi, namun tetap dengan segenap keistimewaan yang melekat erat padanya.

Inilah Ramadhan saya. Manusia itu spesial, makanya diberi nama. Anda akan memberi nama pada hewan peliharaan bukan hanya karena Anda berperikehewanan, tapi juga karena Anda sayang padanya. Bahkan saya menamai pensil-pensil saya, bukan hanya karena saya menyayanginya, juga karena saya tidak mau kehilangannya… (males beli lagi). (gapunya uang) (mending beli semangka)

Maka Ramadhan yang teristimewa pun, masing-masing punya ‘nama’. 
Belasan tahun yang lalu, menahan dahaga adalah ujian paling berat. Melihat air es lama-lama bisa membuatnya gerah. Bocah itu menamakan Ramadhan di usia dininya sebagai Ramadhan Uji Coba.

Ramadhan berganti Ramadhan. Sampailah kita pada Ramadhan dua tahun yang lalu. Beritikaf dan berbakti sosial ramai-ramai. Ramadhan cikal bakal mengenal manisnya cinta manusia karena Allah. Menggenapkan segala titik-titik yang ada di sepanjang garis lurus yang kokoh bernama ukhuwah islamiyah. Maka, Ramadhan kali itu saya beri nama Ramadhan Ukhuwah.

Ramadhan tahun lalu,ramadhan untuk merenda mimpi baru. Mengisi buku harian dengan menulis besar-besar “detin ingin sukses, detin mau sukses, detin harus sukses.” Menambahkan : ayo jadi anak yang sholehah, pelajar yang baik, istri yang berbakti, ibu yang teladan, dokter gigi yang cekatan. Maka Ramadhan kali itu diberi nama, Ramadhan Mimpi.

Tahun ini, pasti ada sesuatu yang baru. Dan itu terasa ketika Ramadhan hendak pamit meninggalkan. Di penghujung bulan suci, saya mulai merasa ada satu tema di Ramadhan kali ini. Entah karena seringkali dicekoki materi tentang al-quran, entah karena target tilawah yang ditingkatkan, entah karena melihat tulisan dan tayangan yang mengenyuhkan. Semuanya, serasa satu tema. Yaitu Al-Quran. Jadi Ramadhan tahun ini namanya, Ramadhan Al-Quran.

Saya tidak bermuluk-muluk, saya cuma ingin bercengkrama lebih akrab dengan al-quran.  Mengenalnya lebih dalam. Ta’aruf, lalu melamar. (???) ini quran atau jodoh -___-  baiklah, selama ini saya hanya bertemu dengannya sekali-sekali,sekali selepas magrib, selebihnya dia manis tertutup, tersimpan di tas yang saya bawa kemana-mana. Aneh, selalu dibawa tapi jarang dibuka. Grrrr

Kali ini ditegur habis-habisan. Habis saya sama teguran. Teguran menghabisi saya. saya teguran habis-habis. Tegur-tegur habis sama saya.  Habis-habis saya sama tegur. Aaaaakk, saya kenapa…  Ramadhan tahun ini, saya merasa dapat ilham (siapa diaaa??? Anak tetangga? :O ). Hidayah itu turun begitu saya menyadari di luar sana banyak sekali orang yang sedang tertatih-tatih berbanjir  peluh (?) menghafal alquran.

Rasulullah saw bersabda:”Bacalah al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat nanti memberi syafaat bagi orang yang membacanya.”(H. R. Muslim).

Rasulullah Saw bersabda, ”Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan yang mengajarkannya” (H.R. Bukhari).

Rasulullah saw bersabda : ”Orang yang pandai membaca Al-Qur’an akan ditempatkan bersama kelompok para Malaikat yang mulia dan terpuji. Adapun orang yang terbata-bata dan sulit membacanya akan mendapat dua pahala.” (H.R Bukhari & Muslim).

Rasulullah Saw bersabda: ”Barangsiapa yang membaca satu huruf Kitabullah maka ia mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tapi alif itu satu huruf(H.R at-Tirmizi)

Rasulullah saw bersabda: ”Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah (al-Qur’an) dan mempelajarinya, melainkan ketenangan jiwa bagi mereka, mereka diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan para Malaikat yang ada di sisi-Nya.” (H.R Muslim).

Jelas kan? Intinya, saya cuma mau lebih bersahabat dengan Al-Quran. Mambacanya, menghafalnya, terpenting, mengamalkannya. Semoga Allah memberikan kemudahan. Aamiin

Pada tulisan ini, saya resmikan : detin, sahabat Quran. *prokprokprok* *gunting pita* *potong tumpeng*  sah??? SAAAAAHHH…. *tandatangan surat nikah* (?????)

0 comments:

Post a Comment

comment this post