Setiap Ramadhan punya cerita. Unik dan berbeda. Sarat kesan,
asli, tak mengada-ada. Ia terjadi pada setiap kita. Dimulai saat diri
mengikrarkan tekad untuk menyambut ramadhan dengan iman dan suka cita.
Inilah Ramadhan saya. sejak awal meniatkan diri untuk
berpuasa penuh, setiap tahun, berganti edisi, namun tetap dengan segenap
keistimewaan yang melekat erat padanya.
Inilah Ramadhan saya. Manusia itu spesial, makanya diberi
nama. Anda akan memberi nama pada hewan peliharaan bukan hanya karena Anda
berperikehewanan, tapi juga karena Anda sayang padanya. Bahkan saya menamai
pensil-pensil saya, bukan hanya karena saya menyayanginya, juga karena saya
tidak mau kehilangannya… (males beli lagi). (gapunya uang) (mending beli semangka)
Maka Ramadhan yang teristimewa pun, masing-masing punya ‘nama’.
Maka Ramadhan yang teristimewa pun, masing-masing punya ‘nama’.
Belasan tahun yang lalu, menahan dahaga adalah ujian paling
berat. Melihat air es lama-lama bisa membuatnya gerah. Bocah itu menamakan
Ramadhan di usia dininya sebagai Ramadhan
Uji Coba.
Ramadhan berganti Ramadhan. Sampailah kita pada Ramadhan dua
tahun yang lalu. Beritikaf dan berbakti sosial ramai-ramai. Ramadhan cikal
bakal mengenal manisnya cinta manusia karena Allah. Menggenapkan segala
titik-titik yang ada di sepanjang garis lurus yang kokoh bernama ukhuwah islamiyah.
Maka, Ramadhan kali itu saya beri nama Ramadhan
Ukhuwah.
Ramadhan tahun lalu,ramadhan untuk merenda mimpi baru.
Mengisi buku harian dengan menulis besar-besar “detin ingin sukses, detin mau
sukses, detin harus sukses.” Menambahkan : ayo jadi anak yang sholehah, pelajar
yang baik, istri yang berbakti, ibu yang teladan, dokter gigi yang cekatan.
Maka Ramadhan kali itu diberi nama, Ramadhan
Mimpi.
Tahun ini, pasti ada sesuatu yang baru. Dan itu terasa ketika
Ramadhan hendak pamit meninggalkan. Di penghujung bulan suci, saya mulai merasa
ada satu tema di Ramadhan kali ini. Entah karena seringkali dicekoki materi
tentang al-quran, entah karena target tilawah yang ditingkatkan, entah karena
melihat tulisan dan tayangan yang mengenyuhkan. Semuanya, serasa satu tema.
Yaitu Al-Quran. Jadi Ramadhan tahun ini namanya, Ramadhan Al-Quran.
Saya tidak bermuluk-muluk, saya cuma ingin bercengkrama
lebih akrab dengan al-quran. Mengenalnya
lebih dalam. Ta’aruf, lalu melamar. (???) ini quran atau jodoh -___- baiklah, selama ini saya hanya bertemu
dengannya sekali-sekali,sekali selepas magrib, selebihnya dia manis tertutup,
tersimpan di tas yang saya bawa kemana-mana. Aneh, selalu dibawa tapi jarang
dibuka. Grrrr
Kali ini ditegur habis-habisan. Habis saya sama teguran. Teguran
menghabisi saya. saya teguran habis-habis. Tegur-tegur habis sama saya. Habis-habis saya sama tegur. Aaaaakk, saya
kenapa… Ramadhan tahun ini, saya merasa
dapat ilham (siapa diaaa??? Anak tetangga? :O ). Hidayah itu turun begitu saya
menyadari di luar sana banyak sekali orang yang sedang tertatih-tatih berbanjir
peluh (?) menghafal alquran.
Rasulullah saw bersabda:”Bacalah
al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat nanti memberi syafaat
bagi orang yang membacanya.”(H. R. Muslim).
Rasulullah Saw bersabda, ”Sebaik-baik
kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan yang mengajarkannya” (H.R. Bukhari).
Rasulullah saw bersabda : ”Orang
yang pandai membaca Al-Qur’an akan ditempatkan bersama kelompok para Malaikat
yang mulia dan terpuji. Adapun orang yang terbata-bata dan sulit membacanya
akan mendapat dua pahala.” (H.R Bukhari & Muslim).
Rasulullah Saw bersabda: ”Barangsiapa
yang membaca satu huruf Kitabullah maka ia mendapat satu kebaikan, dan satu
kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif
laam miim itu satu huruf, tapi alif itu satu huruf(H.R at-Tirmizi)
Rasulullah saw bersabda: ”Tidaklah
suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca
Kitabullah (al-Qur’an) dan mempelajarinya, melainkan ketenangan jiwa bagi
mereka, mereka diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah
menyebut nama-nama mereka di hadapan para Malaikat yang ada di sisi-Nya.” (H.R Muslim).
Jelas kan? Intinya, saya cuma mau lebih bersahabat dengan
Al-Quran. Mambacanya, menghafalnya, terpenting, mengamalkannya. Semoga Allah
memberikan kemudahan. Aamiin
Pada tulisan ini, saya resmikan : detin, sahabat Quran. *prokprokprok* *gunting pita* *potong
tumpeng* sah??? SAAAAAHHH…. *tandatangan
surat nikah* (?????)
0 comments:
Post a Comment
comment this post