Stars : Puria Purksorkh (as Reza), Baran Kosari (as Samireh) and Hamed Behdad (as Foad)
Reza dan Samireh |
Heart Touching. Unpredictable ending.
Di hari ketiga, barulah Reza menghampiri rumahnya yang kini
porak-poranda terhujani bom-bom tak mengenal tuan, rumah dimana tanahnya
menyimpan rahasia, bahwa adiknya yang pincang, ia kubur hidup-hidup untuk
menyelamatkan nyawa sang adik dari teror membabi buta tentara musuh dalam
perang Iran-Iraq.
Samireh, sang adik, menunggu dengan bekal beberapa mili air dan
kentang dalam tanah. Menunggu janji abangnya untuk menyelamatkannya, membawanya
ke tempat yang lebih aman. Rumah itu menjadi tujuan pengintaian, sebab
perapiannya masih panas. Bukti bahwa beberapa saat, baru saja ada yang
menyalakannya. Seseorang pastilah bersembunyi.
Cinta dan ambisi memang tidak bisa hidup berdampingan. Cinta
bukan ambisi dan ambisi tidak melahirkan cinta. Tapi seorang Foad menginginkan
keduanya dalam sekali waktu. Cintanya pada Samireh yang begitu dalam tidak bisa
ia dapatkan ketika ia mengejar ambisinya untuk menjadi pemimpin tentara musuh. Karena
ambisinya, kaki kekasihnya harus terpisah dari tubuhnya, karena ambisinya,
orang tua sang kekasih harus mengakhirkan nafas duniawinya, karena ambisinya,
maaf tidak bisa terlontarkan dari mulut sang kekasih, apapun cara yang ia
tempuh.
Di hari ketiga, Reza kehilangan satu adiknya lagi, Rasool. Barak
pengungsian di luluh lantahkan, penghuninya menemui ajalnya. Tinggal ia dan
beberapa orang lainnya yang masih bertahan untuk menjemput Samireh.
Tidak ingin kehilangan, Foad mendatangi rumah itu. berjumpa
dengan Samireh yang sudah merasa aman untuk keluar dari tanah yang menguburnya.
Perjumpaan dengan sang kekasih yang kini sorot matanya menyiratkan kebencian,
padahal dulu, mereka adalah guru di sekolah yang sama, dan Foad pernah
mengajukan lamaran pada Reza untuk Samireh.
Cinta tidak untuk dipaksakan. Samireh, Reza, dan orang Iran
yang masih bersisa memilih untuk menghadapi Foad dan pasukannya. Dengan kepungan
di segala arah, Reza dengan gagah berani menepati janjinya dan melindungi sang
adik. Hingga samireh harus merelakan, Reza dan yang lainnya berani untuk mati.
Danau-danau Iran dan rerumputannya menjadi saksi, kala itu mengantarkan
Samireh seorang diri merasakan pahitnya kehilangan.
0 comments:
Post a Comment
comment this post