Nona Luna yang baik hati, saya ingin bertanya,
kenapa pagi ini begitu cerah? Padahal saya sedang menginjakkan kaki di tempat
yang sama pada jam 04.45 pagi, percis sama seperti yang saya lakukan beberapa
hari kebelakang.
Nona Luna, kenapa jiwa saya seperti
meloncat-loncat, menari-nari, terbang melayang layaknya burung yang kemarin
dibebaskan dari sangkarnya? Perut saya seolah kenyang lantaran diberi pizza big
size, kebab turki, steak cordon bleu, soto ayam, dan perkedel jagung. Padahal
sejak semalam, saya belum makan apapun. Tenggorokan saya seperti habis
kemasukkan jus alpukat, tapi nyatanya saya hanya minum air putih.
Ngomong-ngomong, sebenarnya saya curiga,
jangan-jangan ini karena Anda, Nona Luna. Jangan-jangan, ini karena saya
mengenal Anda... Ah, indah ya. Pagi ini
luar biasa indah. Sebenarnya pagi kemarin pun indah, hanya saja, pagi hari ini
punya pemanis yang berbeda. Saya curiga, pemanisnya itu dari Anda yang bawa.
Pemanis bermerk “perkenalan” yang Nona bawa beberapa hari kemarin.
Nona Luna yang berhati lembut, saya
terkagum-kagum pada first impression Nona. Nona anggun sekali, Nona cantik
sekali, Nona lembut sekali. Nona, saya terlalu bodoh rasanya, menghabiskan 18
tahun umur saya namun belum juga bisa seperti Nona. Saya sungguh beruntung
mengenal Nona Luna dan nona-nona lain sejenis Nona. Tapi, percayalah, Anda pun
sungguh beruntung mengenal saya, gadis tak punya apa-apa selain dua kaki yang
dipakainya untuk melangkah, dua tangan yang dipakainya untuk menjinjing, dua
telinganya yang dipakai untuk mendengar, dan anggota fisik lainya yang saya gunakan sebagaimana mestinya
mereka digunakan. Beruntunglah Nona mengenal saya, si mafia kepo ulung yang mencuri
ilmu-ilmu nona tanpa Anda ketahui. Karena mungkin saja, berkat ulah pencurian
mafia kepo ini, tabungan nona untuk akhirat akan bertambah. Nona, saya tahu
benar, kita tidak pernah berbicara begitu lama dan bertemu begitu sering, tapi
nona tidak perlu berbicara panjang lebar, karena saya sudah bilang, saya punya
anggota tubuh yang akan saya usahakan untuk digunakan sebagaimana mereka
diciptakan. Biarlah mata saya menangkap gerak-gerik keanggunan Nona, biarlah
telinga saya mendengar kebaikan-kebaikkan Nona, biarkan otak saya mencerna
goresan sejarah yang Nona buat. Anda tahu? Itu alasan saya bilang, nona
beruntung mengenal saya, tapi saya sendiri pun tahu, kenal tidaknya nona dengan
saya bukan perkara penting, yang lebih penting adalah bagaimana beruntungnya
saya mengenal nona. Perkara nona hanya sampai pada mengalirnya beberapa amal
yang karena lewat inspirasi nona, saya berbuat. Ah senangnya menjadi Anda, Nona
Luna. Anda tanpa menyadari bahwa mungkin saja investasi anda bertambah. Anda
bisa jadi pebisnis akhirat yang sukses. Ngomong-ngomong saya iri loh, saya juga
ingin seperti nona dan nona-nona, tuan-tuan pebisnis lainnya.
Ah, Nona Luna, patronus anda indah sekali,
saya sendiri tidak tahu patronus milik saya bagaimana dilihat orang lain.
Apakah juga indah? Atau malah mengecewakan? Nona tahu tidak, konon orang bilang
patronus itu bisa diubah sebagaimana kita mau bentuk. Sebenarnya saya berharap
berita itu benar adanya, tapi seseorang bilang, dalam alquran pun disebutkan
demikian. Yah kalau begitu, saya semakin yakin. Hendak seperti apakah patronus
yang akan saya buat dengan mantra "Expecto Patronum" ?
Mantra
Patronus, seperti bentuk Animagus, mencerminkan kepribadian atau perasaan
penyihir. Mereka adalah, bagaimanapun, dapat berubah jika kastor berjalan
melalui pergolakan emosional dari beberapa macam. Jadi ingat Harry Potter ya, Patronus
Nymphadora Tonks berubah dari bentuk sebelumnya menjadi seorang makhluk berkaki
empat yang diduga adalah werewolf karena mungkin itu mencerminkan cintanya dari
Remus Lupin.
saya yakin, patronus Nona yang indah itu pun mencerminkan pribadi Anda.
saya yakin, patronus Nona yang indah itu pun mencerminkan pribadi Anda.
Nona, nona... sampaikan pada nona-nona
lainnya, sampaikan juga pada Cut Nyak Dien, Ibu Kartini, Ibu Siti Ainun, Ibu
Fatmawati, Siti Fatimah r.a, Siti Sarah, Siti Hajar, Siti Aisyah r.a, juga pada
Siti Khadijah r.a, dan sampaikan pula pada Siti Hawa, bahwa mereka tidak perlu
menyesal memiliki salah satu anggota kaumnya yang seperti Nona....
great and inspiring! blog kamu bagus :)
ReplyDeletealhamdulillah, terimakasih banyak sudah mampir :)
ReplyDelete