Sunday, January 29, 2012

FOLKLORE

Setelah mobil, rumah, handphone, uang bensin, biaya masuk tol semua gratis untuk mereka, kini rakyat harus menanggung biaya milyaran rupiah untuk kalender, kursi, dan wc bagi anggota dewan yang terhormat...
Miris ya?

Ditengah-tengah masyarakat yang serba berat sebelah, tuan-tuan masih saja bisa menggerogoti sisa-sisa dana yang bukan haknya. Bukan bermaksud untuk so tahu, sebab ilmu yang saya punya untuk urusan yang demikian rumit ini tidak cukup. Saya tidak begitu mengerti bahkan tidak tertarik untuk mempelajari segala sesuatu tentang ranah politik. Saya hanya ingin menilai dari sudut pandang orang awam, yang kesimpulannya hampir sama rata untuk seluruh orang awam di Indonesia : DPR banyak makan uang rakyat.

 Kata orang, sistem yang baik itu perlu ada  pemimpin dan ada yang dipimpin. Nih, ceritanya tuan-tuan disana bekerja sebagai pemimpin rakyat. Nah saya sebagai rakyat biasa akan bertindak sebagai orang yang dipimpin. Ga bagus kan kalau semua ingin memimpin, tapi tidak ada yang mau dipimpin. Kecuali memimpin disini diartikan sebagai seni untuk mencari kedudukan, materi, dan kehormatan. Maka semua orang akan berlomba untuk bisa memimpin. 

Saya sih kasihan sama mereka, setiap diberitakan media pasti tentang hal yang buruk-buruk. tentang korupsi suap sana suap sini, tentang minta naik gaji minta tunjangan baru, tentang kunjungan kenegaraan plus plus, plus main main  menjelajah lintas benua. Jangan-jangan pemberitaan berikutnya mereka minta sepatu dan baju dinas baru setiap lebaran datang (?).

Iwan Fals bilang, wakil rakyat seharusnya merakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat. Kasian, mereka molor mungkin semaleman sibuk membereskan laporan hasil rapat, mungkin semaleman sibuk nonton Barcellona vs Madrid, mungkin semaleman sibuk main gapleh sama tetangga, atau mungkin semaleman sibuk sembahyang sepertiga malam (?). mungkin ga?


Kasihan. Semuanya buruk.

Kapan pemberitaan bagusnya?

Siapa yang harus disalahkan?

Media? Yang selalu memperbesar masalah, merunyamkan berita tentang prestasi dan menjelaskan berita tentang  kejahatan profesi. Sebab masyarakat awam seperti saya cuma bisa menilai kinerja mereka lewat pencitraan media. Lha kalau mau menilai langsung bagaimana caranya.

Eh orang awam, tau ga? Mereka untuk mendapatkan posisinya itu harus lewat perjuangan keras! Mereka harus jual sawah, jual tanah, jual rumah, bahkan jual harga diri(?). Bagaimana tidak, orang awam seperti kami yang menjadi sasaran empuk penjualan harga diri dan kebegoan mereka untuk menyuap limapuluh sampai seratus ribu perak demi memilihnya kelak. Lagian mau aja jadi orang bego, yang siap sedia disogok. Lama-kelamaan lingkaran setan ini kapan putusnya. Mereka kan dipilih ya sama kita juga. Jadi, siapa yang bego?

Ngomongin kaya gini ga ada abisnya ya? Maklum, judulnya aja lingkaran setan, lingkaran ga ada ujungnya. Kecuali ya ada yang MAU dan BISA untuk memutuskannya. jangan jadikan kisah ini menjadi sejarah yang dipertahankan, semacam folklore, cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun, dari kabinet terdahulu hingga sekarang.

Jangan langsung memvonis mereka yang salah, meski mereka memang pasti salah (?). kita nya sendiri yang bandel. Nonton bola aja mesti rusakin lapangan. Demonstrasi aja mesti bakar gedung. Hobinya tawuran, judi, mabuk saat nyetir, sama curi sendal polisi. lha, diajak sembahyang mengaji ditolak mentah-mentah.
Ga asik memang ngomongin ginian, susah ditebak siapa yang salah. Mending ngomongin masa depan, siapa tau 10 tahun 15 tahun kedepan, model anggota dewan yang sekarang bersih dari ranah perpolitikkan dengan digantikannya mereka oleh sosok pemuda seperti saya (?)

Mau melenceng dikit, everything happens for a reason kan ya? Kita harus tau, penyebab utama kenapa ga rakyat ga pemimpin kita itu bandel luar biasa, jangan-jangan waktu kecilnya juga emang bandel. Tugas siapa dong kalau gitu? Jelas, balik lagi ke tugas mendidik oleh orang tua. Hey calon ibu calon bapak, anak usia 0-5 tahun ada di masa golden age, pembentukan karakter, dan pembelajaran paling efektif. Setelahnya mereka akan belajar dari lingkungan, pengalaman, dan pemahaman sendiri. Fungsi orang tua bukan hanya kasih mereka makan, membayar uang sekolah, dan ngasih kamar 3x4m buat mereka tidur. Jauh lebih dari sekedar itu.

Buah jatuh ga jauh dari pohonnya. Like father like son. Untuk perubahan sistem, kontrol dulu perubahan perangkat-perangkatnya. Siapa yang bisa mengontrol pribadi seseorang selain dirinya sendiri dan orang terdekatnya? Siapa orang terdekatnya? Jelas keluarganya. Masa saya mau ngontrol perkembangan cucunya SBY, ya kan ga mungkin.

Jadi, tugas orang awam kaya kita apa? Pertama, ya jangan bangga jadi orang awam, sebab Allah menyukai dan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Kedua, jadi warga yang baik dan ga bandel, jangan hobi bela-belain Persib dan mengutuk wasit sempai titik darah penghabisan padahal ya emang mainnya mungkin lagi jelek. Ketiga, jadilah sosok calon orang tua yang mengerti urgensi mendidik dan membentuk karakter, sebab dari rahim ibu lah akan lahir sosok pembaharu dan dari didikan ayah lah akan hadir calon pemimpin yang diharapkan. Dan keempat, kelima, keenam, sapai ke berapapun, itu tugas masing-masing untuk membuat list. Tapi yang paling penting dari semuanya, jadilah pribadi yang dekat dengan Tuhannya, ini bukan tugas orang kita aja, ini tugas semua makhluk hidup, semua!

Udah, segitu doang tulisan panjang agak lumayan sedikit rada ga ada isinya ini. Semoga bermanfaat, yang salah jelas datangnya dari saya, yang benar selalu datang dari Allah azza wa jalla...




Monday, January 23, 2012

Potensi Akhwat

Soekarno berkata, "Berikan aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia" maka seorang akhwat berkata, "Berikan negeri ini sepuluh wanita shalihah, niscaya dari rahimnya akan lahir manusia pengubah peradaban."


hmm, analogi yang keren.
dari rahim wanita akan hadir generasi-generasi penerus bangsa. Namun tidak semua generasi lahir sebagai "yang diharapkan bangsa" , tergantung dari  karakter dan prilaku yang dimiliki individunya. Jelas, pribadi yang diharapkan oleh bangsa adalah pribadi-pribadi yang menjunjung tinggi nilai kebenaran, kejujuran, dan rasa cinta pada Tuhannya, keluarganya, dan negaranya.

Lalu, siapa yang dapat melahirkan generasi yang demikian?
Arti "melahirkan" disini bukan sekedar konteks seorang ibu yang melahirkan anak yang dikandungnya. Melahirkan disini diartikan sebagai sebuah rangkaian proses mulai dari proses kelahiran, pendidikan, hingga pembentukan kepribadian anak.

itulah tugas utama seorang wanita, karena pada dasarnya potensi wanita adalah mendidik. men are born to lead, and women are born to teach. Pada dasarnya, ibu yang baik akan melahirkan anak-anak yang baik pula.

Dalam sebuah seminar muslimah, saya berkesempatan untuk mendengarkan kajian tentang wanita. dr. Tauhid Nur Azhar menjelaskan besarnya potensi wanita dalam mendidik. bahwa 70% kepribadian anak tercermin melalui kepriadian ibunya. Sebab anak mulai belajar pertama kali selama 9 bulan kandungan, ia merasakan apa yang ibunya rasakan. kekuatan antara ibu-anak itu begitu kuat, hingga bila si ibu cemas,gelisah, bahkan stress, anaknya akan belajar sebagaimana apa yang ibunya rasakan.

begitu besar potensi wanita dalam mendidik. Hingga sebuah kisah Nabi Musa dan Nabi Nuh  bisa menjadi perbandingan.
bagaimana seorang Musa yang diasuh dan dibesarkan oleh keluarga Firaun. Namun di tangan Asiah yang hanif lah, Musa tumbuh menjadi manusia terpilih untuk menyampaikan ketauhidan Allah SWT. Meskipun Lingkungannya adalah Firaun dan sekutunya, namun berkat didikan dan kasih sayang Asiah, Nabi Musa dapat tumbuh dengan baik.
pun lihatlah bagaimana kisah Nabi Nuh, yang pada suatu hari beliau alaihisalam, menyeru untuk bertauhid pada Allah SWT, memberi informasi bahwa akan ada banjir besar dan bagi mereka yang ingin selamat hendaknya naik ke perahunya. Titah ini tidak diindahkan oleh istrinya sendiri. Lalu lihatlah bagaimana anak-anaknya. Istri yang durhaka membawa diri anak-anaknya juga binasa. Mereka tenggelam dalam banjir besar itu karena membangkang seruan Nabi Nuh, kemudian mati dalam keadaan kafir. Naudzubillah.

wallahualambishawab.

Thursday, January 19, 2012

Eksodos


Kenapa begitu banyak orang yang bohongi diri melulu?
Kenapa dunia diliputi orang-orang yang tak kenal malu?
Kenapa untuk jujur pun, lidah kaku, bibir sembilu
........

Haha, yaaaa, permisi, orang awam mau berpendapat, sebab katanya di undang-undang dasar 45 ada poin tentang hak asasi untuk berpendapat (ya terus kenapa)
Saya sebenernya bingung, sekaligus mau curhat. Tapi bukan curhat yang bikin bingung (?)

Kalau ditanya, jujur pada diri sendiri, dengan jujur pada orang lain, susah yang mana?
Konteks keduanya sama. Sama-sama perihal kejujuran, mengatakan apa yang sebenarnya terjadi tanpa pengurangan, tanpa penambahan, tanpa pengubahan makna.
Tapi objek yang hendak di-jujur-i nya jauh berbeda. Sekarang, jawab! Jujur sama diri sendiri atau jujur sama orang lain yang lebih susah?
Hah? Apa? jujur itu gampang?
Masa?
(ini yang jawab gini imannya mantap, kalau gitu ceritanya saya nanyanya ke yang imannya belum begitu mantap, tapi baik, ya sedemikian rupa sehingga menjawab jujur itu sulit lah pokonya)
Seandainya jujur itu sulit, saya akan menjawab jujur pada diri sendiri itu jauh lebih sulit.
Mungkin kita bisa jujur, sebenarnya saya suka dengan baju yang dia pakai, saya bilang, “baju kamu bagus banget, kamu nya juga cantik abis.” Jujur ya ceritanya sama orangnya. Tapi, susah ya buat jujur sama diri sendiri, kalau ternyata sebenernya kita sirik, pengen punya baju sebagus itu, wajah secantik itu, body sesemapai itu….

Tapi apalah artinya manusia tanpa hati (etsaaah). Aforismenya adalah hati terdalam manusia mampu mengenali dan mendeteksi kebocoran pipa pertahanan kejujuran. Tapi, kehendak dan keinginan lebih mendominasi pemikiran sehingga sampai hati mengesampingkan urusan nurani. Iya kan? Kalau bukan, berarti ini namanya dekontekstualisasi (??) . Ga sinkron. Padahal nyatanya, memang begini, lebih baik membohongi hati daripada harus kehilangan apa yang ingin dimiliki. Manusiawi kah? Jelas tidak. Sebab manusia memiliki akal dan pikiran, punya acuan mana yang baik dan buruk, entah itu etika, hukum, maupun agama.

Hidup bukanlah melodrama, yang lebih mengutamakan kesan dari pada kebenaran. Hidup dengan jujur itu adalah ibadah, sebab Allah memerintahkannya. Bagaimana bisa seutuhnya jujur pada orang lain bila dalam proses penyampaiannya masih ada butir-butir ketidakjujuran pada diri sendiri?

Orang bijak bilang, kuncinya satu. Namanya ikhlas. Kenal? Kalau belum, segeralah berkenalan. Sebab waktu kita punya limit. Saat mampu mengikhlaskan, kejujuran itu muncul dengan hilangnya gelisah. Karena, gelisah akan menutupi hati. Apa jujur pada diri sendiri masih terlihat sulit? Apa disfonia akut sampai tak perlu bicara lebih baik daripada harus membohongi diri? Jawabnya, jujur itu mudah dan ia adalah jalan yang terbaik.
Jangan kotori perjalanan hidup dengan berjalan bukan sebagai diri sendiri. Jangan berlari meraih citra diri padahal sedang pakai topeng muka malaikat. Bila itu terjadi, hidup sia-sia. Apalagi matinya, lebih sia-sia. Lalu sejarah pribadi ditutup oleh eksodos mengerikan bernama : pembohongan diri.

Friday, January 13, 2012

Mengapa Harus Mereka?


Bismillah..
Terkadang banyak orang heran dan bertanya, mengapa dan kenapa harus mereka?
Yang bajunya panjang, tertutup rapat, dan malu-malu kalau berjalan..
Sering juga banyak yang bertanya.. mengapa harus mereka?
Yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca Al-Qur’an dibanding ke salon, yang lebih sering menghabiskan harinya dari kajian ke kajian dibanding jalan-jalan ke mall, yang sebagian besar waktu tertunaikan untuk hajat orang banyak, untuk dakwah, untuk perubahan bagi lingkungannya, dibanding kumpul-kumpul bersama teman sebaya mereka sambil berdiskusi yang tak penting. Bagaimana mereka merawat diri mereka? bagaimana mereka bisa menjadi wanita modern?
..Jangan khawatir soal bagaimana mereka merawat dan menjaga diri, dan jangan takut mereka akan ketinggalan zaman. Tahukah kamu bahwa kesehariannya selalu bersama dengan ilmu pengetahuan.. Mereka tangguh menjadi seorang pembelajar, mereka tidak gampang menyerah jika harus terbentur dengan kondisi akademik. Mereka adalah orang-orang yang tahu dengan sikap profesional dan bagaimana menjadi orang-orang yang siap untuk sebuah perubahan. Perubahan bagi mereka adalah sebuah keniscayaan, untuk itu mereka telah siap dan akan selalu siap bertransformasi menjadi wanita-wanita hebat yang akan memberikan senyum bagi dunia.

Seberat itukah?
ya, perjuangan itu memang pahit, sebab surga itu manis.

Wednesday, January 11, 2012

Patronus Nona Luna

 Nona Luna yang baik hati, saya ingin bertanya, kenapa pagi ini begitu cerah? Padahal saya sedang menginjakkan kaki di tempat yang sama pada jam 04.45 pagi, percis sama seperti yang saya lakukan beberapa hari kebelakang.

Nona Luna, kenapa jiwa saya seperti meloncat-loncat, menari-nari, terbang melayang layaknya burung yang kemarin dibebaskan dari sangkarnya? Perut saya seolah kenyang lantaran diberi pizza big size, kebab turki, steak cordon bleu, soto ayam, dan perkedel jagung. Padahal sejak semalam, saya belum makan apapun. Tenggorokan saya seperti habis kemasukkan jus alpukat, tapi nyatanya saya hanya minum air putih.

Ngomong-ngomong, sebenarnya saya curiga, jangan-jangan ini karena Anda, Nona Luna. Jangan-jangan, ini karena saya mengenal Anda...  Ah, indah ya. Pagi ini luar biasa indah. Sebenarnya pagi kemarin pun indah, hanya saja, pagi hari ini punya pemanis yang berbeda. Saya curiga, pemanisnya itu dari Anda yang bawa. Pemanis bermerk “perkenalan” yang Nona bawa beberapa hari kemarin.

Nona Luna yang berhati lembut, saya terkagum-kagum pada first impression Nona. Nona anggun sekali, Nona cantik sekali, Nona lembut sekali. Nona, saya terlalu bodoh rasanya, menghabiskan 18 tahun umur saya namun belum juga bisa seperti Nona. Saya sungguh beruntung mengenal Nona Luna dan nona-nona lain sejenis Nona. Tapi, percayalah, Anda pun sungguh beruntung mengenal saya, gadis tak punya apa-apa selain dua kaki yang dipakainya untuk melangkah, dua tangan yang dipakainya untuk menjinjing, dua telinganya yang dipakai untuk mendengar, dan anggota fisik  lainya yang saya gunakan sebagaimana mestinya mereka digunakan. Beruntunglah Nona mengenal saya, si mafia kepo ulung yang mencuri ilmu-ilmu nona tanpa Anda ketahui. Karena mungkin saja, berkat ulah pencurian mafia kepo ini, tabungan nona untuk akhirat akan bertambah. Nona, saya tahu benar, kita tidak pernah berbicara begitu lama dan bertemu begitu sering, tapi nona tidak perlu berbicara panjang lebar, karena saya sudah bilang, saya punya anggota tubuh yang akan saya usahakan untuk digunakan sebagaimana mereka diciptakan. Biarlah mata saya menangkap gerak-gerik keanggunan Nona, biarlah telinga saya mendengar kebaikan-kebaikkan Nona, biarkan otak saya mencerna goresan sejarah yang Nona buat. Anda tahu? Itu alasan saya bilang, nona beruntung mengenal saya, tapi saya sendiri pun tahu, kenal tidaknya nona dengan saya bukan perkara penting, yang lebih penting adalah bagaimana beruntungnya saya mengenal nona. Perkara nona hanya sampai pada mengalirnya beberapa amal yang karena lewat inspirasi nona, saya berbuat. Ah senangnya menjadi Anda, Nona Luna. Anda tanpa menyadari bahwa mungkin saja investasi anda bertambah. Anda bisa jadi pebisnis akhirat yang sukses. Ngomong-ngomong saya iri loh, saya juga ingin seperti nona dan nona-nona, tuan-tuan pebisnis lainnya.

Ah, Nona Luna, patronus anda indah sekali, saya sendiri tidak tahu patronus milik saya bagaimana dilihat orang lain. Apakah juga indah? Atau malah mengecewakan? Nona tahu tidak, konon orang bilang patronus itu bisa diubah sebagaimana kita mau bentuk. Sebenarnya saya berharap berita itu benar adanya, tapi seseorang bilang, dalam alquran pun disebutkan demikian. Yah kalau begitu, saya semakin yakin. Hendak seperti apakah patronus yang akan saya buat dengan mantra "Expecto Patronum" ?

Mantra Patronus, seperti bentuk Animagus, mencerminkan kepribadian atau perasaan penyihir. Mereka adalah, bagaimanapun, dapat berubah jika kastor berjalan melalui pergolakan emosional dari beberapa macam. Jadi ingat Harry Potter ya, Patronus Nymphadora Tonks berubah dari bentuk sebelumnya menjadi seorang makhluk berkaki empat yang diduga adalah werewolf karena mungkin itu mencerminkan cintanya dari Remus Lupin. 
saya yakin, patronus Nona yang indah itu pun mencerminkan pribadi Anda.

Nona, nona... sampaikan pada nona-nona lainnya, sampaikan juga pada Cut Nyak Dien, Ibu Kartini, Ibu Siti Ainun, Ibu Fatmawati, Siti Fatimah r.a, Siti Sarah, Siti Hajar, Siti Aisyah r.a, juga pada Siti Khadijah r.a, dan sampaikan pula pada Siti Hawa, bahwa mereka tidak perlu menyesal memiliki salah satu anggota kaumnya yang seperti Nona....

PS : Nona Luna disini buka Luna Lovegood nya Harpot ya..

Tuesday, January 10, 2012

Sun and Wind

Pada suatu hari, matahari dan angin bertengkar untuk menentukan siapa yang lebih kuat. kemudian si angin berkata,


"saya akan buktikan bahwa saya yang terkuat. kau lihat lelaki tua disana dengan jaketnya? Saya bertaruh kalau saya mampu melepaskan jaketnya lebih cepat dibandingkan yang kau lakukan."


maka sang matahari pindah ke belakang si awan, kemudian sang angin meniup kencang hampir seperti tornado, namun semakin keras dia meniup, semakin erat lelaki tua itu mencengkeram jubahnya ke tubuhnya.


akhirnya, sang angin menjadi tenang dan menyerah, kemudian sang matahari muncul dari balik awan dan tersenyum ramah pada lelaki tua itu. kini, si lelaki tua menyeka alisnya dan menanggalkan jaketnya. sang matahari kemudian mengatakan pada angin bahwa keramahan dan kelembutan selalu lebih kuat daripada kekuatan dan kemarahan.


Matahari bisa membuat lelaki tua itu menanggalkan jaketnya lebih cepat daripada angin; dan kebaikan hati, pendekatan ramah dan penghargaan dapat membuat orang mengubah pikirannya lebih cepat daripada semua gertakan dan serangan di dunia ini.


ingatlah apa yang dikatakan Abraham Lincoln:


"Setetes madu menangkap lebih banyak lalat daripada segalon empedu."


jadi, mulailah hari ini dengan cara yang ramah :)


Elo Keren?

waktu liburan ini dipakai untuk blogwalking, tumblrwalking.

banyak orang keren di luar sana ya ternyata.
semuanya berlomba-lomba jadi yang terbaik, semuanya ingin jadi bermanfaat. saling mengenalkan ke dunia, bahwa dirinya punya bibit, bobot, bebet untuk kemaslahatan banyak orang, bahwa dirinya punya potensi dan kharismatik untuk membawa orang melihatnya sebagai "orang keren".

Ya! be the best version of you. do the best you can.
sorry, versionnya saya cetak tebal. soalnya ini penting. ga semua orang punya kehebatan yang sama. setiap orang punya hebat-nya masing-masing, jangan diikur dari sudut pandang yang sempit dan parameter yang kecil. 
do the best we can :)
tiap hari, harusnya terus meng-keren-kan diri menuju kebaikan. tiap hari harusnya terus meyakinkan lingkungan, kalau indonesia ga rugi punya kamu.
itu alasan kenapa kita harus terus "bergerak" mencetak takdir sejarah yang baru.

 'Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving. 
  
 

Monday, January 9, 2012

PRIORITAS


PRIORITAS
Prioritaskan kualitas daripada kuantitas. Lebih baik sedikit, tetapi berkualitas, daripada banyak tetapi tidak bisa diandalkan. Kunci sukses adalah keimanan dan kehendak yang kuat, bukan jumlah dan banyaknya orang.
Prioritaskan ilmu daripada amal. Ilmu datang mendahului amal dan ia adalah acuan dan penunjuk amal perbuatan. Ilmu itu pemimpin, sedangkan amal adalah pengikutnya. Orang yang tahu ilmunya, dia akan beramal dengan sebaik-baiknya. Utamakan pemahaman agama di atas pemahaman ilmu pengetahuan. Utamakan belajar dulu sebelum melakukan pekerjaan.
Prioritaskan pemahaman daripada menghafal. Prioritaskan yang pokok daripada yang cabang. Prioritaskan ijtihad daripada taklid (buta). Prioritaskan studi dan perencanaan dalam persoalan dunia. 
Ketika mengajarkan atau mendakwahkan sesuatu (terutama ke orang yang belum tahu…) Meringankan dan tidak memberatkan, memudahkan dan tidak mempersulit. Aisyah berkata, “Tidaklah dipilih oleh Rasulullah saw antara dua perkara kecuali yang paling mudah selagi tidak berdosa. Maka jika berdosa, beliaulah orang yang paling jauh darinya.”
Utamakan proses bertahap daripada perubahan drastis dan tergesa-gesa.
Prioritas dalam beramal. Prioritaskan amal yang tetap, senantiasa ditekuni dan dijalankan secara terus-menerus walaupun sedikit, daripada yang besar, berat, atau banyak tapi terputus-putus. Rasul bersabda, “Kerjakan amal sesuai kemampuan, sesungguhnya Allah tidak bosan sehingga kamu bosan.” Dan jangan memberat-beratkan diri. Dahulukan amal yang lebih banyak, besar, luas, dan langgeng manfaatnya. Utamakan amalan hati dan batin (cinta kebaikan, niat yang lurus, takwa hati, dan ikhlas) daripada amalan fisik.
Prioritas dalam bidang yang diperintahkan antara pokok dan cabang. Prioritaskan ibadah fardhu (fardhu ‘ain daripada fardhu kifayah) daripada ibadah sunnah. Prioritaskan fardhu yang berhubungan dengan hak-hak orang banyak atas hak-hak perorangan. Prioritaskan loyalitas terhadap masyarakat atas fanatisme suku, kelompok, keluarga, dan perorangan

resume buku Fiqih Prioritas, Dr. Yusuf Al Qardhawy


Saturday, January 7, 2012

Eklipsis Palestina


Bismillahirrahmaanirrahiim.
Sebuah kisah yang jika kita hayati mendalam akan menjadi sebuah pembelajaran berharga betapa sulitnya berkorban dan mengikhlaskan. Saya utarakan dengan penuh rasa haru, dengan kata-kata yang saya rangkai seadanya, namun berharap penuh bahwa setiap kata adalah do’a bagi mereka para syuhada di negeri Palestina…


Gerakan-gerakan kecil itu, dari sudut-sudut kota di Palestina yang kini porak poranda. Dari tangan-tangan yang gemetar memegang batu-batu untuk dilontarkan pada musuh. Dari langkah yang mantap melangkah ke depan menuju pembalasan atas kehancuran negeri. Dari cucuran darah yang menetes deras di hidung, di pipi, di pelipis, di mulut. Gerakan intifada’ mewarnai indahnya perjuangan rakyat Palestina atas kedzaliman yahudi.
Tak seimbang. Manusia bisa berkata demikian, namun bagi Allah azza wa jalla, semuanya mungkin. Kun fayakun.
Di kerumunan pasar, rakyat Palestina melakukan kegiatan jual beli seperti biasa. Suatu hari, di kerumunan pasar itu, satu buah bom mendarat menyisakan ledakan api, abu dan bahan-bahan yang dikandungnya. Masyarakat di kerumunan berpencar menyelamatkan diri, namun satu jam setelah itu, mereka kembali untuk beraktifitas di kerumunan pasar. Analogi mengharukan memang. Saat di negara-negara merdeka satu saja ledakan –meskipun kecil- , akan ramai diberitakan. Namun bagi mereka, ini adalah hal yang biasa. Suara bising khas ledakan sudah menjadi santapan mereka sehari-hari.

Seorang ibu, sedang berada di dalam rumahnya dengan suami dan ke-9 orang anaknya. Mereka tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri dan keluarga mereka sekalipun mereka harus siap dengan kematian yang seolah membayang-bayangi semua hidup rakyat palestina.
Subhanallah, hari itu, rumah mereka terhantam bom yahudi, meruntuhkan tembok-tembok dan atap rumah mereka. Sang ibu tak sadarkan diri, pun dengan suaminya. Dan ketika beliau sadar, beliau sedang dalam perawatan seorang dokter. Beliau bertanya, “dokter, apa yang terjadi pada diriku dan keluargaku.” Sang dokter menjawab, “kau selamat, hanya terluka sedikit dan suamimu pun demikian.” Tak puas dengan jawaban dokter, ia pun kembali bertanya, “bagaimana dengan kondisi anak-anakku?”. Dengan muka sedih,dokter menjawab “kesembilan anakmu, insyaAllah, telah syahid.”

Bayangkan bila dirimu berada di posisi wanita Palestina tersebut? Mudahkah untuk mengikhlaskan kepergian anak-anak hasil didikan secara susah payah begitu saya direnggut nyawanya? Bisakah kita setegar wanita Palestina itu yang justru bertasbih “subhanallah, maha besar Allah yang menjadikan anak-anakku syahid.” dan menanyakan :
“dokter, dengan usiaku saat ini, berapa tahun lagi aku mampu untuk melahirkan?”
Dokter menjawab, “sekitar 10 tahun lagi kau masih mampu untuk melahirkan.”
Mendengar itu beliau berazzam, “demi Allah, dalam 10 tahun ini, aku akan melahirkan 10 orang anak, mengurus dan membesarkannya sebagai tentara-tentara Allah, manusia yang berjuang di jalan-Nya”

Subhanallah.

Begitulah wanita palestina. Yang dari rahimnya lah lahir manusia-manusia penggenggam batu, tentara intifada’, pejuang Hammas, dan pembela risalah Allah.
Dari didikannya lah terbentuk kepribadian berkarakter para mujahid.
Mereka tidak mau mengeluh atas keterbatasan, meski perbedaan kekuatan militer jelas mencolok. Batu memang tidak sebanding dengan bom. Tapi, Allah selalu punya kendali. Dia hembuskan rasa takut pada hati tentara Yahudi, meski lawan mereka bersenjatakan batu dan bom berbahan peledak kecil.
Semoga perjuangan didikan ibu luar biasa akan menghasilkan generasi-generasi yang luar biasa pula. Karena ibu adalah madrasah awal, tempat seorang manusia menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Belajar dari wanita Palestina, yang dengan kegigihannya mampu mendirikan madrasah tempat lahirnya manusia pengubah peradaban.



Tuesday, January 3, 2012

The Pianist

today I would like to share about one of my favorite movies. i watched it about 3 months ago, and i still remember the greatness of the movie. The sat, the act, the sound, etc.
here we go!


THE PIANIST


Director : Roman Polanski
Writers : Ronald Harwood, Wladyslaw
Stars : Adrien Brody, Thomas Kretschmann, and Frank Finlay
Rating : 8,5 of 10
cover cd nya
-ada translator disini-
ya, film karya Roman Polanski (yang saya ingat dari beliau itu adalah sutradara film Oliver Twist hehe) tahun 2002. sinopsis lebih lengkapnya mangga googling aja sendiri.

film based on true story ini berkisah tentang perang dunia II dan seputar per-Nazi-an. saya suka film-film yang latarnya tentang Hitler dan embel-embelnya, that's why i like most of Spielberg's movies hehe.

nah, disini si Adrien Brody yang berperan sebagai  Wladyslaw Szpilman, seorang pianis yahudi, diharuskan untuk bertahan hidup di tengah-tengah kota yang hampir mati karena serangan Jerman terhadap Polandia. serangkaian pembunuhan dan bom disana-sini akhirnya menyebabkan si Szpilman ini tinggal sendiri di "kota mati" itu. selama beberapa tahun (berapa tahun ya? lupa) dia harus bertahan hidup mencari makanan dari dapur-dapur rumah yang tidak kena bom. Digambarkan, awalnya tubuhnya bersih badannya bugar, setelah peristiwa itu, penampilannya menjadi super kurus, rambut kondrong, kucel, mirip gembel. yang kemudian terselamatkan setelah bertemu seorang kapten Jerman (Thomas Kretschmann) yang bernama Kapten Wilm Hosenfeld.

setelah mengaku sebagai seorang pianis dan memainkan lagu di depan si Kapten, akhirnya kapten menolongnya dengan memberikannya roti (rutin) dan mantel tentara jerman. tapi, setelah Jerman kalah di Polandia, keadaan terbalik. Kini si Kapten lah yang menjadi sandera, dan Szpilman terselamatkan hidupnya. si Kapten meminta tolong pada salah seorang yang melewati kamp konsentrasi untuk memberitahu bahwa ada dirinya di kamp tersebut dan minta dibebaskan oleh Szpilman (yang dia ingat kini menjadi pianis di sebuah radio). namun Szpilman terlambat datang, si Kapten sudah tidak ada.




Ya, intinya... hidup itu keras! haha
perjuangan untuk hidup bagi seseorang yang berada dalam sebuah peperangan adalah ibarat hidup di ujung tanduk, bersiap untuk mati kapanpun mereka di serang. mari refleksikan keadaan ini dengan keadaan di negara yang sampai saat ini porak-poranda khas peperangan masih tercium di rumah-rumah mereka.
setiap individu punya hati nurani yang mengajarkan tentang kemanusiaan, itu digambarkan oleh pribadi Kapten Jerman yang menolong Szpilman sekalipun ia seorang yahudi. diatas permusuhan bangsa, ras, agama, semua orang -harusnya- punya rasa kemanusiaan tinggi untuk setidaknya memanusiakan manusia.
dan ya, hm, film ini mengajarkan juga tentang betapa mahalnya hidup nyaman dan aman itu. alangkah baiknya kita mensyukuri hidup di kondisi saat ini -setidaknya lebih baik dari kondisi di film ini-
seperti tagline film ini :
music was his passion and survival was his masterpiece
bertahan hidup adalah karya terbesarnya, karena dia bisa bertahan disaat tak satupun bisa bertahan. dan dengan bakat yang dia miliki, dia bisa menyambung hidupnya.


film yang unpredictable ending, love it.

Monday, January 2, 2012

So Welcome the 2nd Semester!!


HAI liburan yang sangat panjang...
ga sadar, udah hampir 3 minggu terlewati dengan hasil yang agak mengecewakan. sisa 5 minggu liburan ini harus lebih produktif!!

emang bener ya, kenapa Allah nyuruh kita bangun dikala orang lain tidur dan kemudian mengintrospeksi diri di tengah sepinya malem, itu karena banyak manfaatnya. salah satunya bisa mengevaluasi.

pengen evaluasi BELAJAR selama semester 1 kemarin di fkg. mulai dari proses, sampai hasil.
proses:
dari skala 1-10 hm, cuma dapet 6,5.
kenapa?

  • karena jujur, ngerasa banget keteteran dan ga ada persiapan yang oke. mungkin faktor utamanya karena belum terbiasa dengan pola perkuliahan yang jauh beda sama pola belajar di SMA. perbedaannya apa? susah dijelasin dengan kata-kata, cuma bisa dirasa, ya memang sangat beda.
  • karena ga bikin timeschedule yang baik, atau pernah bikin tapi ga disiplin buat ngejalaninnya.
  • karena terlalu sering ngambil amanah tanpa diiringi totalitas, jadinya cape jiwa raga hati pikiran. karena yang setengah-setengah itu malah bikin banyak pikiran.
  • karena kebanyakan tidur, waktu yang harusnya dipake untuk ngulang pelajaran sama sekali ga dipake buat belajar, malah OL atau tidur.

YAH, dijadikan pelajaran, dan DIPERBAIKI, bukan sekedar dievaluasi!

hasil :
hmm, gimana ya.
hasil belajar kan diukur dari nilai-nilai ujian dan IP kan ya. sejauh ini sih alhamdulillah belum ada berita remed. *semoga ga ada ya Allah.* tapi ya itu tadi, karena 4 poin inti di atas, saya cuma bisa jadi cewe rata-rata. nilai standar, pas-pasan. hiks.

RESOLUSI 2012 khususon untuk semester 2 yang lebih kilau cemerlang :D

  • buat timeschedule yang baik dan benar. DITEPATI, bukan cuman dibuat doang!!!


wrong and bad TS


better! weekly and make it perhour plan.

  • TOTALITAS sama amanah. pake hati kerjanya, biar tuntas. kerja keras, kerja CERDAS.
  • jam malam, banyak dipake buat ibadah dan belajar. bangun subuh buat belajar. bukannya dipake OL dan tidur. sikap tubuh dalam belajarnya yang bener, jangan mengarah pada keadaan yang memungkinkan untuk tidur *seperti kebiasaan selama ini*
awalnya oke, tapi ujung-ujungnya...
keboooo!
  • lebih kuat dan istiqomah sama jadwal yang dipunya. sebisa mungkin sepulang kuliah ngulang materi yang dipelajari, minimal 2 jam.
nyatet yang bener, ulang materi!

  • banyak BACA, banyak brainstorming, banyak diskusi bermanfaat, banyak nanya.

ayo dong, gemar membaca! 
  • buat note pengingat, soalnya saya agak pelupa...

sebagai ikhtiar biar inget terus
  • jangan lupa berdoa, ihktiar maksimal, tinggal tawakal, insyaAllah, Allah mah da baik, ngasih sesuatu sesuai lelahnya kita...
SEMANGAT KAKA! semoga dimudahkan perbaikan diri di semester 2 nya, ga lagi ya jadi cewe rata-rata:') HAP HAP HAP. semangaaaaat!!
bismillah, allahuma yassir wala tuassir!

regards, Detin Nitami



ITMKG-curving!!

praktikum ITMKG (ilmu dan teknologi material kedokteran gigi) semester 1 kills me softly... sebenernya, praktikumnya engga berat, cuma karena ngerasa dan mikir itu engga berat, ujung-ujungnya saya sepelekan. jadi, dalam kurang lebih satu semester kami diharuskan menyelesaikan 3 buah curving gigi:
 1. insisiv 1 kanan/kiri atas
 2. caninus/premolar 1 kanan/kiri atas
3. molar1 kanan/kiri atas
gambar hasil curvingan saya.

awal-awal ngerjain gigi insisiv hampir ga ada kendali, lancar jaya. bahkan saya lebih cepat dibandingkan yang lain. nah, karena ngerasa ga begitu berat (acc insisiv itu pertahap), jadi saya mikirnya, oh, yaudah di lab pun selesai ngerjainnya. ternyata, untuk gigi canin/premolar dan molar, acc nya sekaligus udah jadi, ga perlu pertahap. otomatis, yang ngerjain lebih awal di rumah dan datang ke lab siap acc, bakal dapet nilai lebih oke, karena selain kerapihan, ketepatan waktu pun dinilai. lain halnya dengan nasib saya. terlalu lalai dan menyepelekan, saya datang ke lab dengan kondisi belum mengerjakan canin sama sekali.dan seterusnya seterusnya seterusnya, sampai akhirnya final day untuk acc datang.

di hari pengumpulan terakhir SAYA BELUM MENG-ACC-KAN 2 GIGI LAINNYA. itu-parah-banget-ya. praktikum saya masuk kelas pagi, harusnya jam 11 siang sudah harus selesai. tapi dokternya memberi keringanan boleh mengerjakan sampai sore. liat yang lain itu udah tingga rapi-rapi siap go home. saya masih sibuk curving. akhirnya 2 gigi saya selesaikan dalam SATU HARI SAJA. yah, alhamdulillah hasilnya not bad lah ya. hm, efek sampingnya? oh jelas, jam 4 saya baru kelar dengan kondisi tangan kram beberapa menit sama sekali ga bisa digerakin. jari-jarinya pun keriput karena habis memoles, mengalkoholkan, dan mencuci si gigi. kalau ga lagi posisi duduk, mungkin saya udah pingsan. soalnya saking capenya, kepala saya bener-bener serasa muter.

 gak! tolong, jangan diulangi dan jangan dicontoh!!! dimana-mana hukum "sukses itu milik orang dengan persiapan lebih baik" itu berlaku. DEADLINER, selain menyusahkan diri sendiri, menyusahkan orang lain juga. jadi inget gimana temen-temen lain bantuin saya curving, karena saking hampir nangisnya saya hari itu. mungkin mereka juga ga tega liatnya.

 Andrea Hirata bilang
Dokter Gigi itu adalah perpaduan dari wajah yang manis, ilmu yang tinggi dan tenaga bagai kuli 
eh, serius, deskripsi yang sangat pas. jangan diulang di semester 2. ga boleh!!!

 Jumat kelabu. hiks.